Kota Bandung (ANTARA) - Kerabat dekat Lilie Wijayati Poegiono (59), salah satu pendaki yang meninggal dunia saat mendaki Puncak Carstensz Pyramid, Papua Tengah, mengenang dia sebagai sosok pemersatu yang penuh semangat dan kepedulian.
“Jadi mama itu tuh menurut kita adalah pemersatu untuk kita semua. Jadi dengan kejadian kayak begini tuh kita semua emang benar-benar sangat kehilangan,” kata Chandro Simarnata, kerabat dekat Lilie Wijayati di Bandung, Selasa.
Chandro mengungkapkan bahwa almarhumah memiliki kepribadian yang mudah berbaur dan mampu membangun kebersamaan di antara orang-orang di sekitarnya.
“Karena mama itu adalah sosok yang bisa membuat kita itu kumpul di suatu tempat walaupun itu dadakan dan mama itu adalah yang mempersiapkan segalanya baik kita pada saat hiking atau acara apapun,” kata dia.
Dirinya bercerita bahwa kegigihan korban dalam menjalani latihan dengan penuh persiapan matang selama hampir setahun sebelum mendaki Puncak Carstensz Pyramid.
“Benar-benar mama itu tuh prepare dan tanya ke pendaki-pendaki memang yang lebih profesional. Jadi bukan yang tiba-tiba datang dengan modal nekat, enggak. Jadi memang semua udah benar-benar persiapan yang sangat matang,” katanya.
Chandro mengenal Lilie sejak tiga tahun lalu, dan selama itu mereka hampir tidak pernah absen mendaki bersama setiap minggu dengan lebih dari 20 gunung yang telah mereka taklukkan.
“Kesan yang paling diingat kayaknya semuanya ya. Semangatnya, terus keikhlasannya sih yang benar-benar emang tulus untuk membantu orang,” kata dia.
Baca juga: Rombongan Fiersa Besari berbeda operator tur dengan "Mamak Pendaki"
Lilie Wijayanti Poegiono dinyatakan meninggal dunia akibat terkena gejala acute mountain sickness (AMS) saat turun dari Puncak Gunung Carstenz Pyramid pada hari Sabtu (1/3) sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi oleh rekan dan pendamping di Teras Dua.
Baca juga: Suami pendaki Cartenz ungkap rencana pemakaman Lilie Wijayanti
Jenazah Lilie Wijayati rencananya akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Nana Rohana, Kota Bandung.
Baca juga: "Mamak Pendaki" terlelap di Puncak Cartenz
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025