Padang (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI terus memastikan agar vokasi di Indonesia dapat menjadi motor penggerak produktivitas dan daya saing bangsa yang berlandaskan pada nilai kemanusiaan, kejujuran serta berkelanjutan.
"Namun kita paham pendidikan dan pelatihan tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan dan industri," kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI Afriansyah Noor dalam kegiatan 12th Convention & International Conference Paptekindo 2025 di Padang, Sumatera Barat, Rabu.
Afriansyah Noor mengatakan masih banyak tantangan dalam transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) Kemnaker termasuk sebaran yang belum merata di setiap provinsi, kabupaten dan kota.
Termasuk pula kendala dalam hal kondisi infrastruktur BLK yang masih butuh perhatian serius, serta instruktur pelatihan vokasi yang menurut dia juga masih tergolong kurang.
Ia menegaskan dibutuhkan peranan pihak-pihak terkait termasuk Perkumpulan Ahli dan Profesional Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (Paptekindo) sebagai komunitas keilmuan yang menghubungkan para pendidik, peneliti dan praktisi.
"Saya yakin akan lahir model pembelajaran vokasi yang inovatif dan kontekstual dengan kebutuhan masa depan," ujar dia.
Menurut dia, hal itu dapat menjadi masukan dan kolaborasi nyata bagi perkembangan serta kemajuan pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia.
Baca juga: Wamenaker sebut 20 ribu peserta mulai ikuti program magang nasional
Sementara itu, Ketua Umum Paptekindo Asmar Yulastri mengatakan pendidikan teknologi dan kejuruan kini tidak lagi sekadar berfokus pada penguasaan keterampilan teknis, tapi juga harus menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan khususnya dalam aspek pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, inovasi industri dan keberlanjutan lingkungan.
Ia menyampaikan di era yang ditandai dengan revolusi digital dan transformasi hijau pada dasarnya terbuka peluang baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran vokasi.
Lebih lanjut, Paptekindo sebagai organisasi profesi berkomitmen menjadi wadah kolaborasi bagi akademisi, praktisi, peneliti dan pemangku kebijakan dalam mengembangkan ilmu dan praktik pendidikan teknologi dan kejuruan yang adaptif, inovatif dan berkelanjutan.
"Kami akan meningkatkan pemanfaatan teknologi pembelajaran untuk mendukung inovasi dan efisiensi pendidikan, mendorong riset dan publikasi ilmiah," katanya.
Termasuk pula memperkuat jejaring nasional dan internasional antara perguruan tinggi, industri, pemerintahan dan masyarakat untuk membangun ekosistem pendidikan vokasi yang produktif dan relevan.
Baca juga: Wamenaker: Negara tanggung upah peserta magang nasional selama 6 bulan
Baca juga: Wamenaker minta dunia usaha beri jaminan dan kenyamanan bagi pekerja
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































