Kemlu RI nilai investigasi penembakan di Malaysia telah menyeluruh

3 hours ago 3
"Dapat kami sampaikan, enam aparat APMM yang terlibat dalam insiden itu sudah dibebastugaskan dalam rangka penyelidikan. Mereka dikenakan dakwaan akta senjata api 1960,"

Medan (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menilai bahwa proses investigasi yang dilakukan terhadap peristiwa penembakan pekerja migran Indonesia di wilayah perairan Malaysia telah dilakukan menyeluruh.

"Jadi kita melihat proses investigasinya sudah dilakukan secara menyeluruh dalam konteks di warga negara kita," ucap Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha di Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu.

Peristiwa penembakan ini, lanjut dia, dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di wilayah perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia pada Jumat, 24 Januari 2025.

Akibatnya pekerja migran Indonesia bernama Basri tewas di tempat yang dibawa pulang ke daerah asal di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau pada Rabu, 29 Januari 2025.

Seorang pekerja migran Indonesia atas nama Victor Maruli Tua Simaremare (39), terkena luka tembak meninggal dunia ketika dirawat di Rumah Sakit Idris Shah Serdang, Selangor, Malaysia pada 4 Februari 2025.

Untuk tiga pekerja migran Indonesia lainnya, yakni inisial HA dan MZ sudah sembuh dan kini menjalani pemeriksaan oleh Polisi Diraja Malaysia.

Sedangkan seorang lagi inisial MH asal Aceh kondisinya semakin membaik, tapi masih perlu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Idris Shah Serdang, Selangor, Malaysia.

"Dapat kami sampaikan, enam aparat APMM yang terlibat dalam insiden itu sudah dibebastugaskan dalam rangka penyelidikan. Mereka dikenakan dakwaan akta senjata api 1960," jelas Juda.

Kehadiran Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha mendampingi jenazah Victor Maruli Tua Simaremare diterbangkan dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Selasa (11/2).

Jenazah Victor dibawa pulang ke daerah asal Desa Pollung, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

"Memang warga negara kita melakukan pelanggaran di sana, namun juga terhadap aparat APMM dilakukan penyelidikan. Kita tunggu proses penyelidikan itu," tuturnya.

Pihaknya juga mengatakan, peristiwa penembakan ini sepenuhnya menjadi kewenangan dan prediksi hukum dari Pemerintah Malaysia.

"Kita akan tunggu, dan kita monitor hasilnya. Yang paling utama saat ini adalah negara hadir untuk warga negara kita yang menjadi korban," ungkap Judha Nugraha.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |