Kementerian ESDM tanggapi Trump ingin akses sumber mineral RI

6 hours ago 3
Kalau 'free access', selama ini kan kita memang 'open' saja, kan, untuk mineral, ya, kita 'open'

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan tanggapan terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengakses penuh komoditas unggulan Indonesia, termasuk sumber daya mineral seperti tembaga.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan akses bebas (free access) komoditas mineral Indonesia sejatinya sudah terbuka sejak dulu.

“Kalau free access, selama ini kan kita memang open saja, kan, untuk mineral, ya, kita open. Siapa yang mau beli dari kita silahkan saja. Jadi ya, tidak terlalu (berdampak), sih,” kata Tri saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Rabu.

Adapun sebelumnya, Trump tidak hanya memberlakukan tarif impor senilai 19 persen terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke negaranya, tapi juga kesepakatan yang mencakup komitmen RI membeli energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS.

Saat ditanya apakah Indonesia berpotensi untuk menjalankan rencana peralihan sebagian besar impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke AS menyusul negosiasi ini, Tri mengatakan hal tersebut akan dipertimbangkan melalui dua faktor utama.

“Prinsipnya kan keekonomian dan geopolitik, itu saja, kan. Ya sepanjang itu menguntungkan kita, kenapa tidak?” ujar Tri.

Secara terpisah, Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa mitra di AS berkaitan dengan optimalisasi pengadaan feedstock atau minyak mentah untuk kilang-kilang Pertamina di Indonesia.

Terkait volume dan nilainya, dia mengatakan bahwa hal tersebut belum bisa disampaikan karena memang masih dalam proses negosiasi dan terus berkembang.

Selain itu, Fadjar mengatakan pula bahwa Pertamina juga membuka kemungkinan terkait dengan optimalisasi peningkatan Liquefied Petroleum Gas atau LPG.

Sampai saat ini komoditas yang dibahas terkait pembelian energi dari AS, yakni minyak mentah dan LPG. Implementasi impor energi tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Selain itu, Fadjar masih belum mengungkapkan siapa saja mitra-mitra AS yang melakukan penandatanganan MoU dengan Pertamina.

Baca juga: Harga batu bara acuan periode kedua Juli turun jadi 97,65 dolar AS/ton

Baca juga: ICP Juni meroket ke 69,33 USD per barel imbas ketegangan Timur Tengah

Baca juga: Kementerian ESDM terapkan tiga strategi peningkatan produksi minyak

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |