IADO teken MoU anti-doping dengan tiga federasi anggota baru KOI

5 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Organisasi Anti-Doping Indonesia (IADO) menandatangani nota kesepahaman (MoU) anti-doping dengan tiga organisasi induk cabang olahraga piring terbang (PPPTI), tarik tambang (POTTI), dan balap unta (ICRA), yang merupakan anggota baru Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

"MoU ini untuk memastikan bahwa cabang olahraga apapun yang ingin diakui National Olympic Committee (NOC) dan federasi internasional harus berkomitmen mematuhi aturan anti-doping dunia," kata Ketua Umum IADO Gatot S Dewa Broto ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Penandatanganan MoU tersebut menyusul beberapa MoU sebelumnya antara IADO dengan Pengurus Besar Tinju Indonesia (Perbati), Federasi Lacrosse Indonesia (FLI), Indonesia Ping Pong League (IPL).

Cabang-cabang olahraga tersebut dipersyaratkan oleh KOI untuk harus menandatangani MoU dengan IADO sebelum diterima sebagai anggota KOI.

Baca juga: Enam cabang olahraga resmi jadi anggota KOI

Gatot menjelaskan, dengan adanya penambahan tiga organisasi itu maka jumlah organisasi yang mengikat perjanjian dengan IADO sebanyak 75 organisasi.

Pencapaian itu, kata dia, sebagai prestasi yang pertama kali dalam sejarah keberadaan organisasi anti-doping di Indonesia sejak berdirinya LADI pada tahun 2006 dan kemudian berubah nama menjadi IADO pada tahun 2022.

Gatot berharap, penandatangan MoU itu tidak hanya formalitas di atas dokumen kertas bermaterai saja, tetapi aturan anti-doping dapat benar-benar dipatuhi secara konsisten dalam rangka menuju era bebas doping.

Baca juga: IPL teken MoU anti-doping setelah dapat pengakuan dari ITTF

Ia menjelaskan, dalam prakteknya, seluruh induk cabang olahraga telah menunjukkan konsistensi mereka terhadap aturan anti-doping yang diterapkan World Anti-Doping-Agency (WADA) melalui IADO.

Ketika ada atlet yang terindikasi melakukan pelanggaran doping, kata dia, pihak organisasi terkait pun tidak menutupi informasi dan mempersilakan IADO untuk melakukan proses sesuai World Anti-Doping Code.

IADO menawarkan diri untuk setiap saat bersedia bekerjasama dalam rangka minimal dilakukan edukasi anti-doping mengingat regulasinya selalu sangat dinamis.

Gatot menambahkan, dengan adanya perjanjian itu maka para atlet di ketiga cabang olahraga itu harus mematuhi aturan anti doping.

"Jadi tidak ada cerita bahwa sebagai anggota baru komunitas olahraga tidak tahu menahu tenang aturan doping," katanya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |