Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda mengatakan bahwa pihaknya menerjunkan tim sebagai respons cepat untuk menelusuri atau investigasi terhadap adanya kasus gejala antraks di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
"Kementerian Pertanian serius menangani setiap kasus penyakit hewan menular yang muncul. Kami telah mengirimkan tim ke lokasi kasus untuk melakukan penelusuran, pengambilan sampel, dan penyuluhan kepada pemilik ternak," kata Agung, di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian sigap menangani satu kasus antraks yang terjadi di Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul.
Di menyampaikan bahwa Tim Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates yang merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian diterjunkan untuk melakukan investigasi kasus tersebut. Dirinya mengaku telah meninjau laboratorium BBVet Wates pada Selasa (18/2).
Agung menambahkan bahwa tim BBVet Wates juga terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Gunung Kidul dan meminta Dinas PKH berkoordinasi lintas sektor dengan Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan pemantauan dan cek kesehatan pada pemilik ternak atau yang memiliki riwayat kontak dengan ternak sakit.
Kepala BBVet Wates Hendra Wibawa mengatakan bahwa tim BBVet Wates dan Dinas PKH Kabupaten Gunung Kidul telah melakukan desinfeksi kandang secara menyeluruh pada kandang yang terdampak, untuk memastikan dekontaminasi kuman sehingga potensi penyebaran penyakit dapat dihilangkan.
"Ternak-ternak yang masih ada di kandang harus diisolasi, tidak boleh dikeluarkan, dan pembatasan akses keluar masuk, serta kandang terus dijaga biosekuritinya agar ternak tidak terpapar penyakit," katanya.
Dia menuturkan bahwa pengobatan antibiotik pada ternak yang sekandang telah dilakukan dan akan dilanjutkan vaksinasi antraks pada ternak tersebut setelah masa kerja/residu antibiotik berakhir.
"Untuk di luar lokasi kasus, vaksinasi antraks dapat dilakukan secepatnya pada ternak-ternak yang sehat untuk mencegah penularan penyakit," kata Hendra pula.
Ia menambahkan bahwa sampai saat ini, tidak ditemukan penularan kasus pada ternak lain dan juga tidak ditemukan kasus klinis pada manusia.
"Kementerian Pertanian akan terus melakukan pemantauan dan penanganan kasus antraks ini untuk mencegah penyebaran penyakit dan melindungi kesehatan hewan dan manusia," kata Hendra lagi.
Baca juga: KPKP DKI tidak menemukan hewan kurban terdeteksi antraks atau PMK
Baca juga: DKI kemarin, MRT terimbas konstruksi proyek hingga masuk Ancol gratis
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025