Kemensos-BKN gelar penilaian kompetensi bagi PNS disabilitas 

1 month ago 18
Para penyandang disabilitas memiliki kesempatan untuk diterima sebagai PNS sebanyak 2 persen di kementerian/lembaga

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyelenggarakan Penilaian Kompetensi dengan Sistem Computer Assisted Competency Test (CACT) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Penyandang Disabilitas Sensorik Netra.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Senin, Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (OSDM) Kemensos Suratna mengatakan sebanyak 27 orang penyandang disabilitas netra mengikuti tes ini.

Ia menambahkan pelaksanaan penilaian kompetensi tersebut merupakan kolaborasi internal Kemensos dengan BKN, sesuai dengan mandat Undang-Undang dan peraturan.

"Dengan mandat itu, menjadi kewajiban bagi setiap kementerian dan lembaga untuk memperhatikan penyandang disabilitas," katanya.

Para penyandang disabilitas memiliki kesempatan untuk diterima sebagai PNS sebanyak 2 persen di kementerian/lembaga. Karena itu, tes ini harus dilakukan secara sengaja, sistematik, dan terencana.

Baca juga: Menko PMK: Penyandang disabilitas berhak kerja di instansi pemerintah

Baca juga: DKI wajib serap dua persen penyandang disabilitas dari jumlah PNS

"Kami mengajak BKN mulai merintis bagaimana teman-teman disabilitas netra memiliki kesempatan yang sama," imbuh Suratna.

Ia menegaskan dalam tes tersebut yang akan dikedepankan bukan pada hasilnya, tapi lebih kepada tujuan inklusivitas. Oleh karena itu, ia tak mempermasalahkan soal angka kuadran.

"Dengan ini kita membuka acara talent pool agar menjadi kebaikan dan manfaat untuk semuanya," kata Suratna.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penilaian Kompetensi Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bajoe Loedi Hargono mengatakan hasil penilaian kompetensi sangat diperlukan untuk kenaikan jenjang jabatan.

Dalam tes ini akan diuji kompetensi peserta dari hal teknis, manajerial, hingga sosiokultural.

"Kami terus mengembangkan alat ukur kami, sehingga kami secara kolaborasi dapat menghasilkan alat ukur," kata Bajoe.

Uji kompetensi manajerial dan sosio kultural akan menjadi starting poin bagi karir para peserta penilaian kompetensi. Ia ingin para penyandang disabilitas juga memiliki jenjang karir.

"Kami tidak ingin bapak ibu stuck di satu jabatan, tapi punya kesempatan yang sama dalam meniti karir, sehingga sampai pada puncak karir," katanya.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |