Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menggelar program Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI) mulai 27 Oktober hingga 1 November 2025 secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
“PENARI merupakan langkah yang strategis untuk kita bisa mencapai dan melengkapi status imunisasi bayi, anak, dan juga kebangkitan usia subur. Seluruh komponen tentu kami harapkan dukungannya untuk bisa melaksanakan ini,” kata Direktur Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine dalam temu media di Jakarta, Rabu.
Prima mengatakan PENARI merupakan sebuah inisiatif dari Kementerian Kesehatan untuk mengejar anak-anak yang belum menerima imunisasi sesuai jadwal. Program dilaksanakan tiga kali setahun yang biasanya bertepatan dengan momen Pekan Imunisasi Dunia (PID), Hari Kemerdekaan Indonesia atau Hari Kesehatan Nasional.
Persiapan PENARI akan dimulai pada tanggal 17 Oktober 2025. Setelah program dilaksanakan, kementerian akan melakukan penilaian di tanggal 5 November dan diikuti dengan pengumuman bagi para daerah, kabupaten dan kota yang memiliki capaian imunisasi paling tinggi.
Pengumuman akan dilangsungkan bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yakni tanggal 12 November. Adapun pemberian imunisasi dapat diakses di pos pelayanan imunisasi terdekat seperti puskesmas dan posyandu.
Baca juga: Kemenkes: RS swasta perkuat implementasi pendekatan promotif-preventif
Pelaksanaan program akan melibatkan seluruh dinas kesehatan di kabupaten/kota, tenaga kesehatan imunisasi sampai dengan puskesmas, dan tepat pada Hari Kesehatan nasional akan diberikan penghargaan pada daerah, kabupaten, kota yang tertinggi capaiannya.
Yosephine dalam kesempatan itu menekankan bahwa imunisasi memiliki peran penting dalam memberantas penyakit mematikan dan menurunkan angka kesakitan beserta kematian. Ragam penyakit yang dicontohkan seperti difteri, tetanus, campak, rubella, hepatitis B, dan polio.
"Melalui PENARI, kami mendorong keluarga untuk memeriksa status imunisasi anak dan melengkapinya sesuai jadwal. Imunisasi memberikan perlindungan tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat luas melalui terbentuknya kekebalan kelompok. Kami mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan lebih terbuka terhadap inovasi kesehatan,"ujar dia.
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) menambahkan imunisasi adalah sebuah langkah pencegahan yang sangat efektif karena membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap suatu penyakit.
Pada usia anak, imunisasi menjadi sangat penting karena sistem kekebalan tubuhnya masih berkembang.
Ia menepis bahwa vaksin mengandung zat berbahaya seperti aluminium dan memberi efek berbahaya bagi anak-anak. Padahal vaksin dibuat melalui persyaratan yang ketat dan demam yang timbul setelahnya bersifat ringan dan sementara.
Baca juga: Pemerintah luncurkan SOP uji kompetensi guna pastikan kualitas nakes
Imunisasi juga berperan dalam mengurangi risiko terjadi stunting pada anak, meningkatkan perkembangan anak. Karena anak yang lengkap imunisasinya memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak atau tidak lengkap imunisasinya.
“Semua vaksin yang digunakan di Indonesia telah melalui proses uji klinis dan penilaian Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan mutu, efikasi, dan profil keamanannya. Dengan informasi yang benar, masyarakat diharapkan makin memahami dan percaya tentang pentingnya imunisasi dan aktif berpartisipasi dalam program imunisasi untuk mewujudkan anak-anak yang sehat dengan tumbuh kembang optimal," kata dia.
Baca juga: Kiat tangani gejala ringan yang muncul usai anak dapat imunisasi
Baca juga: IDAI tekankan pentingnya peningkatan edukasi mengenai imunisasi anak
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































