Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memperingatkan bahwa 52,71 persen lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Anai berada dalam kondisi agak kritis dan kondisinya dapat memburuk jika tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Agam Kuantan Kemenhut Imas Aidaningsih dalam diskusi daring diikuti dari Jakarta, Rabu, menjelaskan DAS Anai memiliki luas 68.891,51 hektare dengan beberapa bagian sempadan dan badan sungai digunakan tidak sesuai dengan fungsinya.
"Untuk sebaran lahan kritis pada DAS Anai memang dominasi agak kritis tetapi ketika ini kita tidak jaga ke depan bisa jadi akan kritis dan sangat kritis," ujarnya.
Menurut data BPDAS Agam Kuantan, luasan lahan yang masuk dalam kategori agak kritis adalah 36.272,84 hektare atau 52,71 persen dari total luas DAS Anai. Yang masuk dalam kategori kritis seluas 2.058,62 hektare dan sangat kritis 421,18 hektare.
Sisanya 29.453,92 hektare dalam kategori tidak kritis dan 609,36 hektare berpotensi kritis.
Baca juga: Cegah banjir, Kemenhut akan lakukan rehabilitasi di 4 DAS penting
Dia mengatakan tutupan kawasan hutan hampir setengah dari luasan total DAS, dengan kawasan suaka margasatwa seluas 17.836,32 hektare, hutan lindung 14.689,96 hektare, dan cagar alam 4.516,03 hektare. Untuk areal penggunaan lain (APL) berada di luasan 31.354,70 hektare dan tubuh air 494,50 hektare.
Dia menyebut pascabanjir bandang di wilayah DAS Anai yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia pada 2024, sudah dilakukan berbagai langkah untuk mencegah kejadian sama terulang kembali.
"Pascabencana kita juga mengadakan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, dan kebetulan pembiayaan FOLU Net Sink ada lima hektare," tuturnya.
Selain itu, pada 2024 sudah dilakukan juga pembangunan tiga unit dam penahan dan tiga unit gully plug atau bendungan kecil untuk menahan endapan lumpur dan mengendalikan erosi.
Baca juga: Kemenhut usulkan tinjauan tata ruang di 4 DAS penting Jabodetabek
Dia memastikan ke depan rehabilitasi hutan dan lahan vegetatif akan terus dilakukan disertai dengan peninjauan rencana pengelolaan DAS Anai. Direncanakan juga pembangunan sistem peringatan dini (early warning system) bencana hidrometeorologi di DAS tersebut.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.