Kemenhut menilai hilirisasi produk KTH dorong penguatan ekonomi

2 hours ago 2
Pentingnya untuk konversi kegiatan penyuluh bidang konservasi menjadi kegiatan yang dapat diukur dalam nilai transaksi ekonomi.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menilai penting bagi Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk melakukan hilirisasi, agar produknya memiliki nilai tambah dan mendorong penguatan ekonomi lokal hingga nasional.

“Banyak KTH pemula karena minimnya hilirisasi. Rotan dijual mentah, bukan barang jadi. Perlu ada hilirisasi untuk nilai tambah produk, dan hal ini dapat dilakukan dengan berbagai langkah kolaborasi,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kemenhut Indra Explotasia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Adapun Indra menyoroti kesenjangan antara jumlah KTH dan penyuluh kehutanan. Ia mengatakan, KTH di seluruh Indonesia mencapai 27 ribu, sementara penyuluh kehutanan hanya 10 ribu orang.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya untuk konversi kegiatan penyuluh bidang konservasi menjadi kegiatan yang dapat diukur dalam nilai transaksi ekonomi.

“Ketika penyuluh mengajak masyarakat berhenti melakukan kegiatan ilegal dalam kawasan konservasi, harus ada alternatif usaha yang bisa menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dinilai transaksi ekonominya,” ujar Indra.

Anggota Komisi IV DPR RI Ellen Esther Pelealu mengatakan terdapat sejumlah daerah atau provinsi dengan KTH yang berhasil memanfaatkan potensi hutan mereka.

Provinsi Sulawesi Tengah, misalnya, mencatat raihan nilai transaksi ekonomi KTH sebesar Rp20,07 miliar, melampaui target Rp18,5 miliar atau 110 persen.

“Capaian Rp 20 miliar ini luar biasa dan harus menjadi motivasi untuk terus menggerakkan ekonomi masyarakat di bidang kehutanan,” ujar Ellen.

Ia juga menambahkan, rencana APBN untuk sektor kehutanan tahun 2025-2026 naik menjadi Rp 6,39 triliun, meningkat 21,4 persen.

Untuk 2026, pemerintah menargetkan anggaran Biaya Operasional Penyuluh (BOP) sebesar Rp15,7 miliar untuk 3.102 Penyuluh Kehutanan PNS, termasuk 303 CPNS dan 349 PPPK.

Kebutuhan sarana-prasarana penyuluh seperti seragam, buku kerja, dan unit percontohan diperkirakan mencapai Rp7,35 miliar.

Baca juga: Kemenhut perkuat kapasitas penyuluh kehutanan di Sulteng

Baca juga: Dishut: Nilai transaksi ekonomi KTH di Sulteng capai Rp20 miliar

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |