Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan harga referensi (HR) biji kakao periode Maret 2025 sebesar 10.394,87 dolar AS per MT, turun sebesar 486,06 dolar AS atau 4,47 persen dari bulan sebelumnya.
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan, penurunan tersebut berdampak pada penurunan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Maret 2025 menjadi 9.910 dolar AS per MT, turun 485 dolar AS atau 4,66 persen dari periode sebelumnya.
"Penurunan HR dan HPE biji kakao, antara lain, dipengaruhi peningkatan produksi seiring dengan membaiknya cuaca di negara produsen utama," ujar Isy dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Penurunan harga ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yang tetap sebesar 15 persen sesuai Kolom 4 Lampiran Huruf B pada PMK Nomor 38 Tahun 2024.
Di sisi lain, HPE produk kulit periode Maret 2025 tidak berubah dari bulan sebelumnya.
HPE produk kayu tercatat meningkat pada beberapa jenis kayu, yaitu kayu veneer dari hutan alam, kayu dalam serpihan bentuk keping atau pecahan (wood in chips or particle), serpih kayu (chipwood), kayu olahan dengan luas penampang 1.000-4.000 mm2 dari jenis rimba campuran, sortimen lainnya dari jenis jati dan hutan tanaman dari jenis pinus dan gemelina, akasia, sengon serta balsa, dan eukaliptus.
Sedangkan kayu veneer dari hutan tanaman, wooden sheet for packing box, kayu olahan dengan luas penampang 1.000-4.000 mm2 dari jenis meranti, merbau, sortimen lainnya dari jenis eboni dan karet turun.
Penetapan HPE biji kakao, HPE produk kulit, dan HPE produk kayu tercantum dalam Kepmendag Nomor 219 Tahun 2025 tentang Harga Patokan Ekspor dan Harga Referensi atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan BK.
Baca juga: Kemendag: Pelemahan harga CPO karena penurunan permintaan dari India
Baca juga: Kemendag bersinergi dengan pelaku usaha promosikan belanja Ramadhan
Baca juga: Kemendag targetkan ekspor UMKM capai 18,84 miliar dolar AS di 2025
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025