Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Amien Suyitno mengajak Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) tampil sebagai garda terdepan dalam menebarkan nilai kemanusiaan dan menyelamatkan bumi.
"Perubahan iklim dan pemanasan global bukan sekadar isu lingkungan, tapi panggilan iman. Agama datang agar tidak ada perusakan alam. Karena itu, tugas kita hari ini adalah how to save the earth," kata dia saat menutup "Kongres Nasional PMMBN Perguruan Tinggi Umum (PTU) Tahun 2025" di Jakarta, Kamis (30/10).
Dalam refleksi kemanusiaannya, Suyitno mengingatkan bahwa banyak konflik sosial lahir karena manusia kehilangan "ruh" kasih sayang dalam interaksi sehari-hari.
Menurut dia, agama hadir bukan hanya untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan alam.
Tantangan terbesar generasi muda saat ini, kata Suyitno, bukan hanya pada isu politik dan sosial, tetapi juga pada tanggung jawab menyelamatkan bumi dari krisis ekologis.
Dirjen Kemenag itu juga mengajak seluruh kader dan pengurus PMMBN di seluruh Indonesia untuk memulai aksi nyata penyelamatan lingkungan dari hal-hal sederhana.
"Bisa menanam pohon, mengurangi plastik, beralih dari air kemasan ke gelas, hingga mulai menerapkan sistem paperless di kegiatan organisasi," kata Suyitno.
Dia meminta Ketua Umum PMMBN terpilih, Derida, untuk menginisiasi gerakan menanam pohon di kampus atau di rumah masing-masing.
"Kalau tidak bisa menanam, minimal rawatlah pohon yang ada. Tanamlah satu pohon dan beri nama, misalnya Pohon Derida, agar ada rasa memiliki dan tanggung jawab untuk menyiram dan menjaganya," kata Suyitno.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Agama Islam M. Munir menyebut kongres PMMBN sebagai momentum strategis bagi mahasiswa untuk membumikan nilai-nilai moderasi beragama di ruang publik, yang tidak hanya melalui wacana tetapi juga tindakan konkret yang berdampak.
"PMMBN harus menjadi komunitas gerak yang membumikan nilai-nilai moderasi. Tidak cukup hanya memahami konsepnya, tetapi menghidupkannya dalam perilaku sosial, kepemimpinan kampus, dan kepedulian terhadap lingkungan," kata dia.
Menurut Munir, gerakan moderasi beragama sebaiknya seiring sejalan dengan semangat bela negara dan cinta lingkungan, karena keduanya berakar pada tanggung jawab moral untuk menjaga kehidupan bersama.
"Cinta tanah air bukan hanya menjaga kedaulatan wilayah, tapi juga menjaga alamnya agar tetap lestari. Keduanya adalah bentuk ibadah sosial yang luhur," kata dia.
Baca juga: Kemenag usulkan lima direktorat dalam struktur Dirjen Pesantren
Baca juga: Kemenag salurkan bantuan untuk dua pesantren tertimpa musibah di Jatim
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































