Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat daerah dengan hari kurang hujan atau ekstrem panjang pada musim kemarau 2025 terjadi di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 94 hari dan Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga 77 hari.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan di Jakarta, Kamis, melaporkan daerah di NTT yang mengalami kekeringan tanpa hujan 94-66 hari itu meliputi Kabupaten Rote Ndao (Pantai Baru, Rote Timur, Rote Tengah), Kota Kupang (Maulafa), Kabupaten Kupang (Amfoang Selatan), Kabupaten Belu (Atambua, Tasifeto Timur), Kabupaten Sumba Timur (Haharu, Pandawai, Kambers), serta Kabupaten Sabu Raijua (Sabu Barat).
Sementara di NTB, wilayah terdampak kekurangan hujan selama 77-75 hari terakhir meliputi Kabupaten Sumbawa (Kecamatan Lape, Rhee) dan Kabupaten Bima (Wera).
Baca juga: Sembilan daerah di NTB siaga darurat kekeringan
“Data ini berasal dari monitoring hari tanpa hujan di 4.555 pos pengamatan hujan di seluruh Indonesia,” kata Ardhasena.
BMKG mencatat secara umum sekitar 57 persen Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki fase kemarau.
Dari hasil pemantauan tim klimatologi BMKG per 10 Agustus terdapat 16 lokasi (0,35 persen) dengan kategori ekstrem panjang, 239 lokasi (5,35 persen) kategori sangat panjang, 91 lokasi (2,0 persen) panjang, 159 lokasi (3,49 persen) menengah, 431 lokasi (9,46 persen) pendek, sementara sebanyak 1.764 lokasi (38,73 persen) sangat pendek.
Baca juga: BMKG: Potensi hujan di NTB sangat kecil, Bima masuk kekeringan ekstrem
Atas kondisi tersebut, lanjutnya, BMKG mengingatkan otoritas sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya air mengantisipasi risiko kekeringan, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kantong-kantong kemarau.
BMKG akan terus memperbarui data perkembangan musim kemarau hingga transisi kembali ke musim hujan yang diperkirakan berlangsung pada September melalui portal resmi, media sosial, dan sistem peringatan dini mereka.
Pemerintah kabupaten/kota melalui kedinasan teknis diminta untuk mengintegrasikan informasi prakiraan dasarian, potensi banjir, hari tanpa hujan dan peringatan dini cuaca - iklim BMKG itu ke dalam rencana operasi lintas sektor demi mengurangi dampak yang dirasakan masyarakat.
Baca juga: Tak turun hujan 2 bulan, 2 kabupaten di NTB berstatus awas kekeringan
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.