Kadin-TUV Rheinland targetkan tempatkan PMI profesional 800 ribu/tahun

1 month ago 6
Kalau magang, mereka pergi ke sana dengan gaji magang dan harus pulang kembali. Kalau sekarang setelah pelatihan berangkat langsung dengan gaji pekerja...,

Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan kerja sama yang dilakukan dengan TUV Rheinland bisa memperkuat pelatihan dan sertifikasi Pekerja Migran Indonesia (PMI), serta meningkatkan jumlah pekerja profesional dari target awal 425 ribu orang per tahun menjadi 800 ribu orang.

Wakil Ketua Umum Bidang Perlindungan Pekerja Migran Kadin Indonesia, Nofel Saleh Hilabi di Jakarta, Jumat menyampaikan, kerja sama ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing PMI di pasar kerja internasional, terutama melalui program pelatihan keterampilan dan bahasa yang bersertifikat, serta diakui di 56 negara.

"Kadin ingin mendorong kalau bisa itu double jadi 800 ribu setahun PMI, dan TUV Rheinland Indonesia menyanggupi dengan kepiawaiannya yang sudah lama di Indonesia bisa melatih di seluruh provinsi," katanya.

TUV Rheinland merupakan lembaga sertifikasi yang telah diakui secara global, termasuk di Jerman, negara-negara Eropa, Timur Tengah, dan Asia Pasifik.

Baca juga: Menlu imbau WNI lakukan sesuai prosedur jika ingin bekerja di LN

Pelatihan nantinya akan dilakukan di Indonesia sehingga calon PMI tidak perlu mengikuti pelatihan di luar negeri.

Nofel menambahkan, skema ini memungkinkan para PMI diberangkatkan sebagai pekerja dengan status sebagai pekerja penuh dan memperoleh gaji sesuai standar negara tujuan, bukan lagi sebagai peserta magang.

"Kalau magang, mereka pergi ke sana dengan gaji magang dan harus pulang kembali. Kalau sekarang setelah pelatihan berangkat langsung dengan gaji pekerja, Kadin bersama dengan TUV Rheinland Indonesia melatih skill, bahasa saat di Indonesia," jelasnya.

Program ini lanjutnya, dalam rangka merealisasikan salah satu Quick Wins Kadin yaitu Pekerja Migran Indonesia Gotong Royong sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan jumlah pekerja profesional Indonesia di luar negeri.

Baca juga: Kemenham tekankan urgensi kerja sama AICHR lindungi pekerja migran

Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Bidang Vokasi dan Sertifikasi Kadin Indonesia Adi Mahfudz Wuhadji menekankan, pentingnya sertifikasi sebagai bentuk perlindungan terhadap PMI.

Ia menyebut ada tiga komponen penting dalam pembekalan sebelum pemberangkatan yaitu pelatihan teknis, sertifikasi kompetensi profesi, dan pengakuan oleh lembaga berwenang di Indonesia.

“Sebaik-baiknya bentuk perlindungan adalah membekali para PMI sebelum berangkat. Yang pertama itu pelatihan dengan sertifikasi kompetensi teknis, dan yang kedua sertifikasi profesi oleh BNSP,” ujar Adi.

Managing Director TUV Rheinland Indonesia Nyoman Susila menyatakan, kesiapan lembaganya dalam mendukung program peningkatan penempatan PMI yang dijalankan Kadin.

Baca juga: BNN gandeng KP2MI lindungi pekerja migran dari jerat narkoba

Ia menyebut kerja sama ini sejalan dengan kompetensi inti TUV Rheinland Group, terutama dalam layanan pasar tenaga kerja.

“Ini adalah program pemerintah untuk meningkatkan penempatan pekerja migran Indonesia di luar negeri. Kadin ditunjuk oleh pemerintah, dan kami memiliki layanan labor market services yang sesuai,” ujar Nyoman.

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |