Kadin sebut Program KUR Perumahan bisa serap 9 juta tenaga kerja

3 hours ago 2
pembangunan rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan penggerak roda ekonomi yang vital

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyatakan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor Perumahan bisa menyerap hingga 9 juta tenaga kerja.

Angka ini tidak hanya mencakup tenaga kerja langsung di sektor konstruksi, tetapi juga efek domino pada industri terkait.

Dalam acara Pertemuan dan Simposium Gotong Royong Perumahan Warisan Bangsa di Jakarta, Selasa, Anindya menjelaskan sektor konstruksi dan perumahan merupakan penyerap tenaga kerja terbesar keempat di Indonesia, mempekerjakan sekitar 8 juta orang atau 6 persen dari total angkatan kerja.

"Setiap pembangunan satu rumah mampu menyerap rata-rata 5-6 tenaga kerja dan mendorong lebih dari 140 sektor industri terkait, mulai dari semen, baja, kayu, hingga jasa transportasi," kata Anindya.

Ia menegaskan pembangunan rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan penggerak roda ekonomi yang vital.

Anindya menilai tingginya biaya modal di pasar—dengan bunga kredit mencapai 11-12 persen—menjadi penghambat utama bagi para pengembang.

Oleh karena itu, Kadin menyambut baik skema KUR Perumahan dengan subsidi bunga 5 persen.

Dengan alokasi anggaran yang mencapai Rp130 triliun pada tahun ini, Anindya menyebut program ini berpotensi menyerap 4-5 juta tenaga kerja langsung.

Namun, ketika digabungkan ke industri pendukung seperti semen, baja, keramik, furnitur, dan logistik, total penciptaan lapangan kerja bisa mencapai 9 juta.

"Ini adalah angin segar bagi perekonomian Indonesia yang saat ini memerlukan suntikan bantuan, khususnya untuk penciptaan lapangan kerja," ucap Anindya.

Program KUR sektor Perumahan adalah inisiatif pemerintah yang mengalokasikan dana sebesar Rp130 triliun pada tahun ini untuk membantu masyarakat memiliki hunian.

Program ini bertujuan mengatasi masalah kekurangan pasokan perumahan dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

KUR ini dibagi Rp117 triliun untuk sisi suplai dan Rp13 triliun untuk sisi permintaan. Sisi suplai meliputi pengembang perumahan, penyedia jasa konstruksi, serta pelaku UMKM bahan bangunan.

Dari sisi permintaan, kredit ini dapat dimanfaatkan UMKM perseorangan untuk mendukung kegiatan usaha.

Mekanismenya, pemerintah memberikan subsidi bunga agar suku bunga pinjaman bagi masyarakat menjadi lebih terjangkau, yaitu sekitar 5-6 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan Roeslani menuturkan program ini dapat memberikan kontribusi besar pada perekonomian.

Rosan menyebutkan pada 2024 sektor ini menciptakan lapangan pekerjaan bagi 10 juta orang dan berkontribusi pada investasi sebesar Rp94,5 triliun.

"Ini adalah salah satu bentuk komitmen bahwa kami sangat memperhatikan sektor yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan, menciptakan kesejahteraan sosial, dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia," tutur Rosan.

Baca juga: Kadin: Kredit Program Perumahan bantu pengusaha di sektor perumahan

Baca juga: Kadin harap Menkeu Purbaya bisa teruskan kebijakan dan evaluasi

Baca juga: Danantara siap tambah KUR perumahan hingga Rp250 triliun tahun depan

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |