Jakarta (ANTARA) - Kepolisian mengungkapkan bahwa korban penculikan yang berujung tewas, yakni Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37) adalah sasaran acak dari komplotan tersangka.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Wira Satya Triputra, awalnya tersangka DH mencari pejabat bank sekelas KCP yang bisa diajak bermain kotor untuk memindahkan aliran uang dari rekening "dormant' ke rekening penampung, namun upaya itu menemui jalan buntu.
"Dan temannya hanya memberikan kartu nama (korban MIP) sehingga dari situ dilakukan pembuntutan," kata Wira menjawab pers di Polda Metro Jaya, Selasa.
Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Kasubdit Jatantas) Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menambahkan, sebelum aksi penculikan terjadi, otak pelaku berinisial K alias C sempat mengajak DH untuk mencari kepala cabang bank yang mau diajak bekerjasama.
"Namun dalam perjalanannya setelah sekian lama, 1 bulan lebih, mereka tidak berhasil mendapatkan kepala cabang bank yang mau diajak kerja sama," ujar dia.
Baca juga: 15 tersangka penculikan kacab bank terancam 12 tahun
Baca juga: Ini klaster 17 tersangka penculikan berujung kematian Kacab bank
Dari situ, K lalu mengajukan data yang dimilikinya di lapangan, berupa kartu nama milik MIP. Data itulah yang kemudian dikirimkan ke DH dan dipakai untuk menelusuri keberadaan korban.
"Pada saat DH menyetujui untuk melakukan tindakan opsi satu, yaitu melakukan penculikan terhadap korban kepala cabang, K memberikan kartu nama dari salah satu kepala cabang," katanya.
Kemudian artu nama tersebut diserahkan kepada DH lalu dikirim kepada DH. Selanjutnya DH melakukan pencarian.
Dia mengatakan, mereka mencari rumah korban, namun gagal karena alamat tak jelas. Mereka pun memilih mengintai kantor korban.
Dari situlah pembuntutan dimulai hingga akhirnya korban dibidik untuk diculik. 'Kemudian dari malam, dari tengah malam mereka sudah menunggu tim yang membuntuti sudah menunggu di depan kantor korban, kemudian selanjutnya diikuti," katanya.
Baca juga: Kacab bank dianiaya hingga lemas di dalam mobil
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.