Jakarta (ANTARA) - Seorang juru bahasa isyarat (JBI) dari Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Jakarta, Ratih Dwi, mengungkap alasan mengenakan baju berwarna gelap seperti hitam atau biru tua saat bertugas dalam berbagai acara penting.
"Busana berwarna hitam bagi JBI saat bertugas berfungsi untuk mengurangi distraksi dari audiens. Kalau kita menggunakan pakaian yang bermotif, takutnya akan mengganggu fokus dari audiens yang merupakan Teman Tuli," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Menurutnya, saat menyampaikan bahasa isyarat, fokus audiens harus diarahkan pada gerak tangan. Penggunaan warna yang cerah, terlebih busana bermotif, dikhawatirkan akan mengganggu fokus audiens, utamanya Teman Tuli dalam menangkap bahasa isyarat yang sedang disampaikan.
Selain itu, tidak hanya dengan gerak tangan, seorang JBI juga biasanya menggunakan ekspresi mimik wajah agar pesan yang disampaikan lebih mudah. Penggunaan busana bermotif dan juga warna cerah juga berpotensi mengganggu konsentrasi dari teman tuli.
Baca juga: PHE wujudkan asa disabilitas melalui program Sahabat Istimewa Pertamina
Ia juga berpesan kepada para JBI agar saat bertugas tidak memakai perhiasan atau aksesoris yang dapat mengalihkan perhatian teman tuli saat menerjemahkan bahasa isyarat.
"Jadi, sebaiknya juga jangan memakai gelang, kalung, atau jam tangan yang berlebihan," tuturnya.
Kehadiran juru bahasa isyarat atau JBI saat ini semakin banyak dibutuhkan di berbagai instansi. Kehadiran JBI menjadi upaya penyebaran informasi yang lebih inklusif, utamanya untuk teman-teman berkebutuhan khusus.
Penggunaan JBI sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yakni layanan bahasa isyarat sebagai hak yang harus dijamin oleh negara.
Baca juga: KND sebut stigma terhadap penyandang disabilitas masih melekat kuat
Aksesibilitas tersebut sangat penting untuk dipenuhi karena mereka berhak mendapatkan informasi yang setara, sehingga JBI merupakan jembatan penghubung komunikasi bagi teman tuli, baik dengan sesama tuli maupun teman dengar.
Secara sederhana, seorang JBI bertugas untuk menerjemahkan bahasa lisan atau penutur ke bahasa isyarat dan sebaliknya. Umumnya, JBI akan menerjemahkan setiap kata atau mencari padanannya agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh teman-teman tunarungu dengan jelas dan kontekstual.
Baca juga: Juru bahasa isyarat harap penggunaan juru bahasa tak hanya di Peparnas
Baca juga: Kisah juru bahasa isyarat dibalik lagu "Ojo Dibandingke"
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025