Jakarta (ANTARA) - Juara dunia kelas berat (90,7 kg) yang tak terbantahkan Oleksandr Usyk, saat menghadiri konvensi World Boxing Council (WBC) di Bangkok Thailand, menyatakan keinginannya untuk bertarung melawan Deontay Wilder pada laga berikutnya.
"Saya ingin bertarung melawan Wilder karena dia adalah sosok yang sangat terkenal dalam beberapa tahun terakhir, pernah menjadi juara, dan merupakan lawan yang sangat berbahaya," kata Oleksandr Usyk dalam laman resmi WBC yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Usyk yang sebelumnya memegang empat sabuk juara dunia yaitu WBC, World Boxing Association (WBA), World Boxing Organization (WBO), dan International Boxing Federation (IBF), belum lama ini melepaskan salah satu satu gelar WBO-nya.
Baca juga: Oleksandr Usyk lepas gelar WBO untuk beri kesempatan generasi muda
Keputusan petinju berusia 38 tahun itu membuat WBO kemudian menobatkan Fabio Wardley yang sebelumnya berstatus juara sementara (interim) menjadi juara penuh mereka.
Setelah berhasil mempertahankan gelar juara dunia dengan mengalahkan Daniel Dubois pada Juli lalu, Usyk memilih untuk beristirahat dan tidak menentukan kapan akan kembali ke ring.
Namun, kini dia siap untuk mempertahankan dengan lawan yang ingin dihadapinya adalah mantan juara kelas berat WBC Deontay Wilder asal Amerika Serikat.
Baca juga: Kalahkan Parker, Wardley penantang wajib juara WBO Oleksandr Usyk
Usyk mengatakan pilihan lawannya bukan untuk menunjukkan bahwa dia ingin mencari lawan yang berbahaya, karena baginya, semua lawan berbahaya.
Dia mengatakan bahwa lawan paling sulit adalah dirinya sendiri dan dia selalu mampu mengatasi kelemahan dirinya untuk keluar sebagai pemenang.
"Peluang (kalah atau menang melawan kelemahan dalam diri) selalu lima puluh banding lima puluh, tapi saya selalu menang," katanya.
Baca juga: Juara dunia Oleksandr Usyk tolak lawan Itauma: Dia masih muda
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
