Jejak kaki mammaliaform periode kapur ditemukan di China Selatan

20 hours ago 3

Beijing (ANTARA) - Sebuah tim peneliti dari Universitas Geosains (Beijing) China pada Kamis (12/6) mengatakan pihaknya untuk kali pertama berhasil mendokumentasikan kombinasi jejak kaki mamalia prasejarah (mammaliaform) dan dinosaurus di lapisan tanah periode kapur di wilayah Huaiji, Kota Zhaoqing, Provinsi Guangdong, China selatan.

Jejak kaki mammaliaform yang baru ditemukan itu panjangnya hanya 1,8 sentimeter, menurut tim peneliti.

Para peneliti menekankan bahwa hal ini menandai penemuan pertama jejak kaki mammaliaform Periode Kapur di China selatan dan memberikan wawasan berharga mengenai keanekaragaman dan paleoekologi vertebrata di daerah tersebut pada periode kapur.

"Jejak kaki mammaliaform yang baru ditemukan ini memiliki kondisi yang terawetkan dengan baik, panjangnya 1,8 sentimeter, berbentuk oval lateral, dengan empat jari kaki yang pendek dan lebar, bantalan telapak kaki yang membulat, dan ujung jari yang tumpul," kata Xing.

Ia meyakini bahwa jejak kaki tersebut kemungkinan terbentuk dalam sedimen di danau atau sungai dan mungkin ditinggalkan oleh hewan kecil seperti tikus.

"Hal ini menunjukkan bahwa mammaliaform memiliki kemampuan adaptasi ekologis yang lebih luas."

Jejak kaki theropoda yang baru ditemukan di area tersebut merupakan jejak kaki dinosaurus yang memiliki tiga jari dengan tanda cakar yang berbeda, masing-masing berukuran panjang 9,5 sentimeter.

Dua spesimen jejak hewan berkaki empat lainnya yang ditemukan, masing-masing berukuran panjang 45 sentimeter, menunjukkan karakteristik yang konsisten dengan jejak kaki sauropoda.

"Ini menandai kemunculan pertama jejak kaki mammaliaform Periode Kapur yang terdokumentasi di China selatan, memperkaya pemahaman kita tentang keanekaragaman vertebrata di daerah ini pada era tersebut," kata Xing.

"Seiring dengan kemajuan penelitian, kami berharap dapat mengungkap lebih banyak informasi tentang sejarah evolusi dan dinamika ekologi organisme dari Periode Kapur, yang memiliki nilai penting bagi ilmu pengetahuan maupun edukasi publik," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |