Iran: Tak ada perlakuan istimewa dalam perundingan dengan AS

5 hours ago 2

Teheran (ANTARA) - Iran tidak memberikan perlakuan khusus terhadap perundingan dengan Amerika Serikat (AS) dan berencana menjalin hubungan dengan semua negara -- termasuk AS, tetapi tidak dengan Israel -- demikian disampaikan Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Reza Aref.

Ibukota Oman, Muscat, menjadi tuan rumah putaran pertama pembicaraan tidak langsung antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan utusan khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, pada 12 April.

Dalam pernyataannya yang dikutip kantor berita Iran, Tasnim, pada Selasa (15/4), Aref menyatakan bahwa Teheran “terbuka untuk negosiasi dan dialog, namun dengan syarat yang sesuai dan setara,” serta siap menjalin hubungan dengan seluruh negara yang berminat menjalin kerja sama dengan Iran.

Meski demikian, Iran tidak akan memberikan perlakuan istimewa terhadap perundingan dengan Amerika Serikat.

Menurut Aref, strategi utama Iran saat ini tetap berfokus pada urusan dalam negeri, tetapi Teheran akan tetap terbuka berinteraksi dengan "semua negara di dunia," termasuk AS, dengan pengecualian terhadap Israel.

Harian Israel Hayom pada Selasa melaporkan, mengutip tiga sumber internasional yang mengetahui pembicaraan tersebut, bahwa Witkoff dan Araghchi sempat mengadakan dialog langsung bersama Menteri Luar Negeri Oman, Sayyid Badr bin Hamad bin Hamood Albusaidi, dalam tahap awal pembicaraan di Muscat.

Pertemuan tersebut awalnya tampak seperti pertemuan tak sengaja, tetapi ternyata telah diatur sebelumnya dan berlangsung lebih dari 40 menit.

Laporan itu juga menyebut bahwa Araghchi sempat mengundang utusan AS untuk berkunjung ke Teheran. Witkoff disebut tidak menolak undangan tersebut.

Sementara itu, pada Senin, Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menyatakan bahwa Italia telah sepakat menjadi tuan rumah untuk putaran kedua pembicaraan antara AS dan Iran.

Pernyataan itui sempat dikonfirmasi oleh Araghchi, tetapi kemudian Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa putaran kedua tetap akan dilangsungkan di Muscat.

Witkoff menggambarkan putaran pertama pembicaraan tersebut sebagai "positif dan konstruktif", sementara Araghchi mengatakan bahwa negosiasi yang berlangsung pada Sabtu itu dilakukan dalam suasana yang "penuh rasa hormat, tenang, dan konstruktif."

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Media: AS terbuka berkompromi jelang perundingan nuklir Iran

Baca juga: Selesaikan program nuklir Iran via dialog, bukan ancaman agresif

Baca juga: Wamenlu Iran: AS bisa raih kesepakatan nuklir bila tidak mengancam

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |