Iran siap beri jaminan kepada AS soal tujuan damai program nuklirnya

16 hours ago 6

Teheran (ANTARA) - Iran menyatakan siap memberi jaminan kepada Amerika Serikat bahwa program nuklirnya bersifat damai.

Namun, tujuan utama dari perundingan antara kedua negara tetap pada penghapusan penuh sanksi ekonomi AS terhadap Teheran.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Abbas Moqtadaei, pada Minggu (11/5).

“Kami... telah menyatakan bahwa Iran berkomitmen pada aktivitas nuklir yang damai, dan kami siap memberikan jaminan yang diperlukan terkait hal tersebut. Namun hal itu sama sekali bukan bentuk kemunduran, melainkan bagian dari kebijakan makroekonomi kami,” ujar Moqtadaei seperti dikutip kantor berita resmi Iran, SNN.

Ia menegaskan bahwa tujuan utama dialog itu adalah pencabutan sanksi ekonomi AS terhadap Iran.

Moqtadaei juga mengingatkan agar publik tidak mempercayai “sensasi” yang disebarkan media Barat seputar perundingan antara Teheran dan Washington.

Putaran keempat dari perundingan tidak langsung antara Iran dan AS mengenai program nuklir Iran kembali digelar di Muscat, ibu kota Oman, pada Minggu, setelah jeda selama dua pekan.

Putaran pertama dan ketiga dari dialog tidak langsung ini sebelumnya juga diadakan di Muscat pada 12 dan 26 April, sementara putaran kedua berlangsung di Roma pada 19 April.

Perundingan itu dimulai setelah Presiden AS saat itu, Donald Trump, berkirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada awal Maret.

Dalam surat tersebut, Trump menawarkan kesepakatan baru terkait program nuklir Iran, namun juga menyampaikan ancaman penggunaan kekuatan militer jika upaya diplomatik gagal.

Iran menolak dialog langsung, tetapi bersedia menjalani dialog tidak langsung.

Pada 2015, Iran menandatangani perjanjian nuklir dengan China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, dan Jerman, serta Uni Eropa.

Perjanjian itu mengharuskan Iran mengurangi skala program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

Namun, pada 2018, AS menarik diri dari kesepakatan tersebut di masa jabatan pertama Trump dan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Teheran, yang menyebabkan perjanjian itu runtuh.

Sebagai respons, Iran mengumumkan pengurangan komitmennya, termasuk mencabut batasan atas penelitian nuklir dan tingkat pengayaan uranium.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Iran tetap kejar kesepakatan nuklir meski dialog dengan AS ditunda

Baca juga: AS: Iran bisa lanjutkan program nuklir asal hentikan pengayaan uranium

Baca juga: Iran pastikan pembicaraan selanjutnya dengan AS diadakan di Oman

Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |