Jakarta (ANTARA) - Institut Pertanian Bogor (IPB University) menyatakan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang bertransformasi menjadi koperasi desa (kopdes) berpeluang sebagai penyalur pupuk bersubsidi.
Apalagi, menurut Ketua Program Studi Magister Manajemen Pembangunan Daerah (MPD) Sekolah Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Prof Faroby Falatehan dengan pembenahan tata kelola organisasi dan SDM, serta pendampingan intensif dari dinas koperasi desa (kopdes).
"Merujuk Permenkumham No 03 Tahu 2016. Kelembagaan gapoktan bersifat sosial serta tidak boleh mengambil keuntungan. Dengan menjadi penyalur pupuk bersubsidi, gapoktan dapat berbisnis yang dimungkinkan dengan membentuk badan usaha, firma, CV atau koperasi," katanya dalam konferensi dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Di wilayah Kabupaten Bogor, tambahnya, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono telah meminta IPB untuk mendampingi pendirian lima Kopdes Merah Putih dan saat ini dalam tahap identifikasi Gapoktan yang layak naik kelas menjadi koperasi.
"Kami diminta untuk merekomendasikan Gapoktan yang siap dilegalkan menjadi koperasi. Nah di sinilah kita melihat kesiapan dari sisi usaha, sumber daya manusia, dan legalitasnya," katanya.
Namun demikian Faroby mengingatkan perubahan status kelembagaan ini tidak serta merta dilakukan secara serampangan, Gapoktan harus terlebih dahulu memiliki pondasi organisasi dan tata kelola SDM yang kuat dan akuntabel mengelola keuangan, sehingga bukan hanya menjadi koperasi di atas kertas.
Menurut dia, dalam survei di tiga provinsi yakni Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan diketahui hanya 10-20 persen Gapoktan yang siap menjadi koperasi.
"Kalau dipaksakan, bisa-bisa koperasinya jalan di awal tapi macet di tengah jalan. Karena dananya ada, tapi SDM-nya nggak siap. Nah, itu bahaya," katanya.
Dia menambahkan, agar proses transformasi dilakukan bertahap dengan skema pendampingan intensif oleh lembaga teknis maupun akademisi untuk memastikan keberlanjutan program.
Faroby juga mengusulkan pembentukan koperasi sekunder sebagai strategi memperkuat jaringan Kopdes Merah Putih, sebab koperasi sekunder dapat menjembatani sinergi antar koperasi primer dan memperluas cakupan program ekonomi rakyat.
"Koperasi sekunder ini nanti yang bisa memperkuat kegiatan-kegiatan koperasi primer. Jadi jaringannya saling menopang," katanya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025