Industri pestisida asal Jerman gandeng SMK siapkan tenaga kerja hijau

1 month ago 18
Melalui program magang berbasis proyek, pelajar dan mahasiswa dapat memahami langsung proses industri kimia pertanian sekaligus mengembangkan inovasi ramah lingkungan

Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Industri pestisida asal Jerman di Surabaya, Jawa Timur, Bayer Indonesia menjalin kemitraan dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan universitas untuk menyiapkan tenaga kerja siap industri hijau serta mendorong penerapan praktik manufaktur kimia pertanian berkelanjutan.

Bayer Crop Science Site Lead Indonesia dan Malaysia, Muhammad Zoel Akbar mengatakan bahwa program vokasional tersebut bertujuan untuk memperkuat keterampilan generasi muda dalam bidang teknologi, keselamatan kerja, dan pengelolaan limbah industri.

“Melalui program magang berbasis proyek, pelajar dan mahasiswa dapat memahami langsung proses industri kimia pertanian sekaligus mengembangkan inovasi ramah lingkungan,” kata dia, dalam diskusi bertajuk The Science Behind: Manufacturing Excellence of Agriculture Solution di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Baca juga: Pabrik pestisida Surabaya gunakan energi panas bumi demi emisi karbon

Dia memaparkan bahwa tidak hanya memfasilitasi program magang, tetapi perusahaanya juga menyerap sejumlah peserta untuk diberdayakan sesuai keahlian demi terciptanya regenerasi di sektor pertanian.

Pihaknya mengkonfirmasi sebagaimana data mayoritas atau sebanyak 60 persen karyawan pabrik Bayer yang berlokasi di kawasan industri Rungkut Surabaya itu sekarang berasal dari generasi milenial dan Gen Z.

"Kami ingin memastikan keberadaan industri tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga memberi dampak sosial dan pendidikan bagi masyarakat,” kata Zoel.

Baca juga: Produksi pestisida dalam negeri bantu petani dari ancaman gagal panen

Inisiatif pendidikan vokasi penting ini dilakukan menyusul hasil Sensus Pertanian 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 70 persen petani Indonesia saat ini berusia di atas 40 tahun.

Generasi X mendominasi dengan porsi 42,39 persen, disusul Baby Boomers sebesar 27,61 persen. Sementara itu, partisipasi generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012-masih sangat minim, hanya 2,14 persen.

Baca juga: Bob Azam: SDM harus jadi motor penggerak industri hijau Indonesia

Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Widiastuti sebelumnya mengungkapkan minimnya akses lahan bagi generasi muda di desa, serta kurangnya dukungan keluarga juga disebutnya menjadi hambatan dalam mendorong regenerasi petani.

Padahal berdasarkan proyeksi BPS 2023, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 324,05 juta jiwa pada 2045, meningkat 54,46 juta dari tahun 2020

Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk usia produktif maka sektor industri pertanian seharusnya menjadi peluang besar bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Bayer Ajak Perempuan Indonesia Tingkatkan Pengetahuan dan Kesadaran Terkait Endometriosis

Baca juga: Bappenas perkirakan tenaga kerja hijau capai 4 juta orang pada 2025

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |