Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang Pertahanan PT Dahana bekerja sama dengan perusahaan swasta dalam negeri Hariff Defense mengembangkan roket Senjata Lawan Tank (SLT) untuk diproduksi secara masal.
Kerja sama itu terjalin dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) dalam pameran alat utama sistem senjata Indo Defence di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat.
Berdasarkan siaran pers resmi yang diterima Antara di Jakarta, dijelaskan bahwa Senjata Lawan Tank (SLT) itu merupakan senjata berukuran kecil dan ringan yang dirancang untuk keperluan pelatihan militer.
Roket SLT ditembakkan melalui peluncur (launcher) yang dapat digunakan berulang kali menjadikannya solusi yang efisien untuk latihan tembak.
Pada pengembangan tahap pertama, roket ini dapat meluncur hingga 600 meter. Dengan adanya kerja sama ini, roket SLT ini dapat dikembangkan menjadi Guided Missile sebelum menjadi Smart Missile buatan Indonesia.
President Director, PT Hariff Dipa Persada (Hariff Defense), Adi Nugroho menjelaskan, kerja sama ini melambangkan kuatnya sinergitas antara industri pertahanan milik negara dan swasta dalam negeri.
Baca juga: Indo Defence jadi wadah kolaborasi industri lokal dengan internasional
Baca juga: GMF perkuat kolaborasi strategis di industri pertahanan
"Kolaborasi ini mencerminkan bahwa kami, anak bangsa, berkomitmen penuh untuk memperkuat pertahanan nasional lewat sinergi antara perusahaan swasta nasional dan BUMN,” kata Adi Nugroho.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan roket SLT hasil karya anak bangsa ini bisa menjadi produk yang berkualitas dan dapat bersaing dengan produk dari luar negeri.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan gelaran Indo Defence tahun 2025 merupakan kesempatan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia.
Karenanya, dia mendorong beragam perusahaan industri dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Tidak ketinggalan beberapa perusahaan produsen alutsista dari luar negeri juga memamerkan produknya seperti kendaraan tempur, pesawat tempur hingga ragam senjata.
Sjafrie melanjutkan, kegiatan ini dihadiri oleh 1.180 peserta eksibisi dari 42 negara sahabat melalui 659 perusahaan asing dan 521 produsen di dalam negeri.
Dengan adanya forum bertaraf internasional ini, Sjafrie berharap alutsista buatan anak bangsa bisa semakin dikenal dunia. Dia juga berharap banyak kontrak kerja sama yang terbangun antara produsen alutsista dalam negeri dan luar negeri.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025