Indonesia siap ke era drone strategis dengan mengudaranya Elang Hitam

1 month ago 9
Ini bukan sekadar pengujian. Ini adalah pernyataan bahwa Indonesia mampu membangun drone strategis dengan teknologi hasil karya anak bangsa

Bandung (ANTARA) - Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Mohammad Arif Faisal mengatakan keberhasilan mengudaranya pesawat tanpa awak buatan Indonesia, Elang Hitam dalam uji terbang di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati Majalengka pada Senin (28/7), sebagai sinyal negara ini siap memasuki era drone strategis.

Keberhasilan dalam uji coba ini, katanya, menandai langkah penting dalam upaya kemandirian teknologi pertahanan nasional dan menempatkan Indonesia di jalur negara-negara yang menguasai sistem drone kelas strategis.

"Ini bukan sekadar pengujian. Ini adalah pernyataan bahwa Indonesia mampu membangun drone strategis dengan teknologi hasil karya anak bangsa," kata Arif di Bandung, Selasa.

Uji terbang Elang Hitam ini merupakan bagian dari rangkaian pengujian pesawat terbang tanpa awak (PTTA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE). Selama pengujian Elang Hitam didampingi pesawat Kodiak sebagai chaser aircraft untuk memastikan keamanan dan memantau performa pesawat di udara.

Baca juga: Drone Elang Hitam buatan PTDI lakukan uji terbang

Pengembangan Elang Hitam, kata Arif, merupakan hasil kolaborasi dalam skema konsorsium yang dipimpin oleh PTDI sebagai lead integrator dengan melibatkan berbagai institusi strategis nasional yakni Kementerian Pertahanan RI, TNI AU, BRIN (melalui eks-BPPT dan LAPAN), PT Len Industri, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Proyek yang mengacu pada arahan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dengan menekankan pentingnya membangun ekosistem pertahanan berbasis teknologi nasional ini mulai dari desain konseptual hingga prototipe seluruh tahapannya dilakukan secara mandiri oleh putra-putri Indonesia.

"Pembuktian konsep ini mencakup penguasaan sistem kendali terbang otomatis, komunikasi jarak jauh, dan arsitektur sistem terbuka. Ini menjadi fondasi penting untuk pengembangan drone MALE Indonesia berikutnya," ujar Arif.

Baca juga: PTDI bawa misi dirgantara Indonesia ke panggung dunia dalam IDEF 2025

Elang Hitam dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan operasional TNI AU, dengan kemampuan terbang hingga 24 jam di ketinggian 20.000 kaki. Dengan platform dirancang modular dan fleksibel, memungkinkan adaptasi untuk berbagai misi, termasuk pengawasan maritim, penanggulangan bencana, dan pengamanan perbatasan.

Dengan bobot lebih dari 1 ton, Elang Hitam menjadi drone terbesar buatan Indonesia yang siap masuk dalam kategori strategis. Hal ini menunjukkan kedewasaan teknologi pertahanan nasional yang selama ini berkembang di balik layar.

Secara global, kata dia, drone MALE menjadi salah satu fokus utama pengembangan militer modern, di mana negara-negara seperti Amerika Serikat, Turki, Prancis, dan India terus berlomba mengembangkan drone MALE untuk misi berisiko tinggi dan operasi lintas batas.

Baca juga: PTDI-Intercrus kembangkan taksi udara perkuat ekosistem dirgantara

Dan kini, Indonesia berada di ambang untuk bergabung dalam kelompok negara dengan kapabilitas drone strategis.

"Dengan keberhasilan uji terbang ini, Elang Hitam menjadi simbol kesiapan Indonesia untuk berdiri sejajar dengan negara-negara besar dalam penguasaan teknologi drone militer masa depan," pungkas Arif.

Uji terbang lanjutan dan proses sertifikasi akan terus dilanjutkan hingga Elang Hitam resmi masuk dalam layanan operasional.

"Jika berjalan lancar, Indonesia tidak hanya akan memiliki drone strategis sendiri, tetapi juga membuka peluang industri pertahanan nasional masuk ke panggung global," tutur dia.

Baca juga: PTDI: Keikutsertaan di LIMA 2025 untuk eksistensi global

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |