Jakarta (ANTARA) - Indonesia mendorong negara-negara ASEAN untuk mendukung kesepakatan global yang mengakhiri polusi plastik dalam pertemuan para Menteri Lingkungan Hidup regional Asia Tenggara, menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Ary Sudijanto di Jakarta, Rabu, menyampaikan, pertemuan The 18th ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME) di Langkawi, Malaysia pada Rabu (3/9) menghasilkan langkah nyata memperkuat kerja sama regional menghadapi krisis lingkungan global.
"Indonesia bertekad menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah regional dengan target 100 persen sampah, termasuk plastik, terkelola dengan baik pada tahun 2029," katanya.
"Kami juga menyerukan agar ASEAN bersatu dalam memperjuangkan kesepakatan global untuk mengakhiri polusi plastik," tambahnya.
Seruan Indonesia didasarkan karena mengingat tantangan permasalahan lingkungan saat ini seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, polusi laut, dan krisis limbah termasuk polusi plastik tidak mengenal batas negara dan wilayah.
Baca juga: KLH bakal daur ulang 33 ribu ton sampah plastik jadi energi terbarukan
Baca juga: Negara ASEAN didesak utamakan lingkungan di perjanjian plastik global
Dia menyebut ASEAN sebagai organisasi regional Asia Tenggara harus bergerak secara bersama-sama melindungi wilayah ini dari ancaman tersebut untuk generasi yang akan datang.
Tidak hanya isu plastik, pertemuan yang dihadiri para Menteri Lingkungan Hidup negara-negara ASEAN serta mitra strategis seperti Jepang, Uni Eropa, Tiongkok, dan Republik Korea itu juga mencapai sejumlah kesepakatan strategis.
Antara lain pengesahan ASEAN Joint Statement on Climate Change for COP30 UNFCCC, pelaporan progres pendirian ASEAN Center for Climate Change (ACCC), penyusunan ASEAN Climate Change Strategic Action Plan yang akan diluncurkan awal 2026, serta pengesahan enam kawasan lindung baru sebagai ASEAN Heritage Park.
Selain itu, sejumlah kota dianugerahi ASEAN Environmentally Sustainable Cities Award atas keberhasilan mewujudkan udara bersih, pengelolaan air dan tanah berkelanjutan, serta perlindungan biodiversitas perkotaan.
Sebagai tindak lanjut, pertemuan menyepakati agenda penting berikutnya yaitu COP-21 AATHP di Vietnam pada 2026, serta AMME ke-19 dan COP-22 AATHP di Nay Pyi Taw, Myanmar pada 2027.
Baca juga: Industri daur ulang plastik berperan penting dalam ekonomi sirkular
Baca juga: Lapas SBT latih warga binaan manfaatkan limbah plastik untuk pertanian
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.