Indonesia perkuat posisi dalam transformasi digital global lewat SEDP

5 days ago 6

Jakarta (ANTARA) - Indonesia memperkuat posisi dalam transformasi digital global dengan peluncuran Subsea Ecosystem Development Program (SEDP) atau Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut dalam ajang Mobile World Congress (MWC) Barcelona 2025, di Spanyol, baru-baru ini.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyatakan dukungan penuh atas inisiatif strategis Telkom University, asosiasi operator telekomunikasi GSMA, serta berbagai industri telekomunikasi untuk meningkatkan kapabilitas industri kabel bawah laut dan membangun talenta digital kelas dunia di Indonesia.

“Kemkomdigi memberikan dukungan penuh atas inisiatif untuk memperkuat infrastruktur digital Indonesia yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, juga untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain terdepan dan penyedia tenaga ahli di seluruh sektor penting ekosistem kabel bawah laut," kata Nezar dalam rilis pers, Senin.

Baca juga: Kemkomdigi: Pengembangan infrastruktur tingkatkan transformasi digital

Menurut Nezar, kolaborasi ini menjadi dasar bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi pemimpin global di bidang infrastruktur digital.

"Melalui pengembangan tenaga ahli lokal, inovasi, dan kolaborasi yang kuat antara industri, akademisi, dan pemerintah, kami meletakkan dasar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin global dalam infrastruktur digital," ucap dia.

Program ini dirancang untuk menyediakan pelatihan, riset, dan pengalaman praktis dalam teknologi kabel bawah laut serta infrastruktur digital kabel bawah laut.

Baca juga: Menkomdigi undang IBM ikut akselerasi transformasi digital Indonesia

Melalui kolaborasi antara industri dan akademisi, Assisten Manager of Business Unit Management Telkom University Galih Prihartanto mengharapkan terbentuk ekosistem pembelajaran yang kuat.

“Di mana para profesional dan mahasiswa Indonesia dapat mengembangkan keahlian dalam desain jaringan, manajemen infrastruktur digital, serta penelitian di bidang teknologi bawah laut,” tuturnya.

Head of Strategic Engagement APAC GSMA Kevin Henry optimistis Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut dapat menciptakan peluang, menjembatani kesenjangan, dan memberdayakan masyarakat.

Baca juga: Telin-Citranet kerja sama konektivitas internet kabel bawah laut

“Program ini dapat menciptakan ekosistem berkelanjutan yang akan mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi untuk mengatasi tantangan yang ada di Indonesia, mendorong penciptaan lapangan kerja, dan konektivitas untuk seluruh masyarakat,” ujar dia.

Berbagai pemangku kepentingan memberikan dukungan terhadap inisiatif ini. Telin dan IOH menyoroti peran vital kabel bawah laut bagi konektivitas Indonesia sebagai negara kepulauan, sementara Meta dan XL Axiata menegaskan arti penting kolaborasi lintas sektor untuk mendorong inovasi industri kabel bawah laut.

Baca juga: NEC selesaikan sistem kabel bawah laut Patara-2 di Indonesia

Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut akan resmi dimulai pada kuartal keempat 2025 dengan serangkaian lokakarya, sesi pelatihan, dan proyek penelitian yang direncanakan di seluruh Indonesia.

Program ini berfokus pada pengembangan bakat, inovasi, dan kolaborasi industri-akademisi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi digital global.

Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut didukung oleh Kementerian Komdigi, Telekomunikasi International (Telin), Telkom Infra, Telkom University, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XL Axiata, Meta, Alita Praya Mitra, GSMA, AJARI, Asosiasi Operator Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut Indonesia (ASKALSI), TIP, dan Ciena.

Baca juga: Tiga perusahaan bangun kabel bawah laut genjot digitalisasi luar Jawa

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |