Menlu Ukraina desak Uni Eropa perkuat kapabilitas pertahanan Kiev

8 hours ago 2

Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, pada Senin (17/3) mendesak Uni Eropa untuk segera memperkuat kapabilitas pertahanan negaranya dan Eropa.

"Sekarang adalah waktunya untuk mempersenjatai diri. Perkuat kapabilitas pertahanan Ukraina dan seluruh Eropa secepat dan seefektif mungkin. Ukraina dan Eropa yang dipersenjatai dengan baik akan mampu mencegah Rusia melancarkan perang besar lainnya," kata Sybiha dalam pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa melalui konferensi video, menurut pernyataan kementerian luar negeri Ukraina.

Sybiha menyambut baik sejumlah inisiatif penting dari Uni Eropa untuk memperkuat kapabilitas pertahanan Eropa, tetapi menekankan bahwa kecepatan dalam pengambilan keputusan juga harus ditingkatkan.

Ia juga menyoroti pentingnya rencana ReArm Europe yang diusulkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, serta inisiatif Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas untuk memperkuat dukungan militer bagi Kiev dan membentuk "koalisi sukarela" yang dipimpin oleh Inggris dan Prancis.

Selain itu, Sybiha berharap kepemimpinan baru Jerman dapat berperan aktif dalam upaya tersebut.

Terkait aksesi Ukraina ke Uni Eropa, Sybiha menekankan perlunya percepatan "seluruh proses politik Uni Eropa," terutama dalam menghilangkan hambatan dalam membuka klaster pertama pada proses tersebut.

"Aksesi Ukraina ke Uni Eropa dan jalur menuju perdamaian memiliki keterkaitan langsung," ujarnya, seraya berterima kasih kepada blok beranggotakan 27 negara itu atas kebijakan sanksinya terhadap Rusia. Ia juga menyerukan penggunaan sanksi lebih lanjut untuk menekan Moskow agar bersedia bernegosiasi.

Menurutnya, sanksi harus menjadi elemen utama dalam kebijakan keamanan Eropa.

Terkait gencatan senjata 30 hari yang diusulkan Washington dalam pembicaraan antara pejabat AS dan Ukraina di Arab Saudi, Sybiha menegaskan bahwa Rusia harus memberikan jawaban "jelas dan tanpa syarat."

"Ukraina telah menerima tawaran AS tanpa syarat tambahan, dan Rusia harus menerimanya tanpa syarat tambahan. Ukraina juga telah membentuk tim negosiasi untuk proses selanjutnya sebagai bukti keseriusannya," tambahnya.

Delegasi AS dan Ukraina bertemu pekan lalu di Kota Jeddah, Arab Saudi, untuk membahas prospek perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina. Setelah pertemuan itu, pernyataan bersama menyatakan kesiapan Kiev untuk menerima gencatan senjata 30 hari sebagaimana usulan Washington.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis mengatakan bahwa negaranya sepakat dengan proposal penghentian pertempuran, tetapi Moskow hanya akan menerimanya jika dapat menghasilkan perdamaian jangka panjang dan mengatasi akar penyebab krisis ini.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Rusia tuntut jaminan keamanan kuat selama perundingan damai Ukraina

Baca juga: Australia mungkin kirim pasukan ke Ukraina jika perdamaian tercapai

Baca juga: Zelenskyy sebut kendali wilayah jadi isu utama gencatan senjata

Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |