Hamilton, Kanada (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (17/3) menyerukan kebebasan navigasi di Laut Merah di tengah gelombang eskalasi terbaru di wilayah tersebut.
“PBB prihatin dengan ancaman yang terus berlanjut dari Houthi untuk melanjutkan serangan terhadap kapal dagang dan komersial di Laut Merah, serta laporan serangan mereka terhadap kapal militer di kawasan itu,” demikian pernyataan dari kantor juru bicara PBB.
Pernyataan itu menegaskan bahwa Guterres “menyerukan kebebasan penuh bernavigasi di Laut Merah.”
PBB juga menyatakan keprihatinannya atas “serangkaian serangan udara yang diluncurkan Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir terhadap wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.”
PBB mencatat bahwa “serangan udara tersebut mengakibatkan 53 orang tewas dan 101 lainnya terluka di Sana’a, Sa’ada, dan Al Baydah, termasuk laporan adanya korban sipil serta gangguan pasokan listrik di daerah sekitarnya.”
Mengungkapkan kekhawatiran atas potensi eskalasi lebih lanjut, pernyataan itu memperingatkan bahwa “setiap eskalasi tambahan dapat memperburuk ketegangan regional, memicu siklus balas dendam yang semakin mengacaukan Yaman dan kawasan, serta membawa risiko besar bagi situasi kemanusiaan yang sudah memprihatinkan di negara itu.”
“PBB menyerukan pengendalian diri secara maksimal dan penghentian semua aktivitas militer,” lanjut pernyataan itu, menekankan bahwa “hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional yang berlaku, harus dihormati oleh semua pihak setiap saat.”
Selain itu, PBB menyerukan agar “Resolusi Dewan Keamanan PBB 2768 (2025) yang berkaitan dengan serangan Houthi terhadap kapal dagang dan komersial harus dihormati sepenuhnya.”
Sedikitnya 53 orang tewas dan 98 lainnya terluka dalam serangan udara AS-Inggris terhadap Yaman pada Sabtu, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi.
Houthi sebelumnya memperingatkan Israel pada 7 Maret agar mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza yang diblokade dalam waktu empat hari, atau menghadapi serangan maritim terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Sejak akhir 2023, kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden menggunakan rudal serta drone.
Mereka mengklaim aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza yang mengalami krisis akibat serangan Israel.
Kelompok tersebut menghentikan serangan setelah gencatan senjata di Gaza diumumkan pada Januari antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Namun, mereka mengancam akan melanjutkan serangan setelah Israel memblokir seluruh bantuan ke Gaza pada 2 Maret.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Kelompok Houthi Yaman serang kapal induk AS di Laut Merah
Baca juga: AS sebut serang Houthi sebagai bentuk "bantuan bagi seluruh dunia"
Penerjemah: Primayanti
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025