Indonesia dan Korea Selatan bahas kerja sama di bidang AI 

2 months ago 11

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan membahas dalam memperkuat kerja sama di bidang kecerdasan artifisial (AI), khususnya dalam pengembangan talenta digital, infrastruktur pendukung, serta tata kelola berbasis nilai-nilai Asia

Pembahasan kerja sama ini melalui pertemuan bilateral Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Nezar Patria dengan Prof. Sang-Wook Yi Ketua Divisi Etika dan Keamanan Komite Nasional Strategi AI Korea Selatan dalam rangkaian acara UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence di Bangkok, Thailand, Kamis (26/6).

"Indonesia melihat Korea sebagai mitra kunci dalam transformasi digital. Pengalaman Korea dalam mengintegrasikan riset, etika, dan implementasi AI di berbagai sektor sangat relevan bagi strategi nasional kami," ujar Nezar, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta pada Kamis.

Menurut Nezar perlunya mengarusutamakan nilai-nilai Asia, seperti gotong royong, penghormatan terhadap orang tua, dan keharmonisan sosial, agar model AI yang dikembangkan lebih relevan dan berakar pada budaya lokal.

Baca juga: Susun roadmap AI nasional, Menkomdigi bidik RI pimpin digital Asia

Sementara Prof. Sang-Wook Yi mengungkapkan bahwa Korea Selatan mengalokasikan 3 persen dari PDB-nya untuk pengembangan AI jauh melampaui rata-rata global.

Saat ini, Korea juga sedang menyusun buku teks nasional mengenai AI yang akan rampung pada akhir tahun sebagai bagian dari upaya sistematis membangun literasi AI sejak usia dini.

Dalam konteks pendidikan, Korea dan Indonesia berbagi pandangan tentang pentingnya menyeimbangkan pengajaran AI dan pengenalan terhadap risiko etisnya.

"Menurut laporan OECD, belum ada bukti empiris kuat bahwa pembelajaran AI secara langsung meningkatkan kapabilitas belajar siswa. Oleh karena itu, perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap dampak AI dalam pendidikan," ujar Prof. Yi yang juga merupakan Guru Besar Filsafat di Hanyang University, Korea Selatan.

Baca juga: Indonesia paparkan hasil penerapan AI-RAM di forum internasional

Menanggapi hal ini, Wamenkomdigi menekankan bahwa Indonesia juga tengah mendorong pengajaran AI dan coding bagi pelajar, namun penting pula untuk menyampaikan sisi negatif AI sebagai bentuk literasi kritis.

Dalam mendukung kerja sama lebih lanjut, Prof. Yi diundang untuk berkunjung ke Jakarta dan berdialog langsung dengan para pembuat kebijakan di Indonesia.

Pertemuan ini juga membahas komitmen bersama untuk memperluas kerja sama antar universitas, riset bersama, serta pengembangan kurikulum etika AI yang kontekstual.

Inisiatif ASEAN untuk mengembangkan Large Language Model (ASEAN LLM) juga turut disinggung sebagai langkah strategis kolektif kawasan.

"Indonesia berkomitmen membangun masa depan AI yang inklusif, etis, dan kolaboratif. Kami berharap pertemuan hari ini menjadi awal dari kemitraan yang panjang dan bermakna," ujar Nezar.

Baca juga: Indonesia upayakan langkah kolaborasi pengembangan AI

Baca juga: Pemerintah tekankan pentingnya integrasi etika dan inklusivitas AI

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |