Indonesia-China sepakat bentuk mekanisme dialog strategis keamanan

4 hours ago 3

Beijing (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan China sepakat untuk membentuk mekanisme dialog strategis komprehensif termasuk dengan memasukkan kerja sama bidang keamanan.

"Kami sepakat untuk memperluas dialog kerja sama keamanan dan membangun hubungan keamanan yang komprehensif dan berkelanjutan. Dalam latar belakang ini, kerja sama keamanan menjadi salah satu dari lima pilar utama," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Wisma Negara Diaoyutai dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (21/4).

Konferensi pers itu dilakukan bersama dengan Menteri Pertahanan China Dong Jun, Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin seusai keempatnya menghadiri 2+2 Pertemuan Tingkat Menteri Pertama.

"Ini adalah mekanisme 2+2 tingkat menteri pertama yang dimiliki oleh China dengan negara lain di dunia, sekaligus menandai terbentuknya kepercayaan politik dan kerja sama keamanan antara dua negara berkembang besar dan yang ekonominya sedang bangkit," tambah Menlu Wang Yi.

Wang Yi mengungkapkan dunia saat ini sedang mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi dalam satu abad terakhir, yaitu menghadapi unilateralisme dan tantangan lintas batas yang serius.

"Dalam situasi eksternal yang kompleks dan berubah-ubah, kerja sama China-Indonesia semakin menunjukkan arti penting global. Dalam pertemuan tadi, kami menyepakati kedua pihak berkomitmen kuat untuk mengembangkan mekanisme dialog strategis dan menyeluruh China-Indonesia," ungkap Wang Yi.

Selain itu China dan Indonesia sepakat untuk menyelaraskan strategi Pembangunan Indonesia Emas 2045 dan juga inisiatif pembangunan China dan akan mempererat kerja sama di bidang industri baru.

"Kami juga akan mengoptimalkan keunggulan saling melengkapi sumber daya dan peningkatan kapasitas, serta mengimplementasikan kerja sama bidang mineral penting maupun pembangunan hijau," tambah Menlu Wang Yi.

Kemudian kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme kerja sama militer dan pengendalian senjata antara China dan Indonesia.

"Kami juga akan meningkatkan kerja sama di bidang penegakan hukum dan keamanan, bersama-sama memerangi kejahatan lintas negara seperti penipuan daring lintas batas, serta memperkuat kerja sama keamanan siber," kata Wang Yi.

Terkait upaya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, keduanya sepakat untuk meningkatkan kerja sama termasuk melalui
memperkuat koordinasi antara "China Coast Guard" dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).

"Penandatanganan kerja sama maritim dan keamanan laut oleh penjaga pantai kedua negara menunjukkan komitmen tersebut," ungkap Wang Yi.

China-dan Indonesia, kata Wang Yi juga menegaskan kembali pentingnya pelaksanaan penuh dan efektif dari Deklarasi Perilaku Para Pihak (Declaration of Conduct atau DOC) di Laut China Selatan, serta mempercepat negosiasi untuk membentuk Kode Etik Perilaku (Code of Conduct) yang lebih kuat di Laut China Selatan.

"Kami juga sepakat untuk membangun ekonomi dunia yang terbuka, mendukung globalisasi ekonomi yang inklusif, dan menjaga sistem perdagangan multilateral dengan WTO sebagai pengawal utama serta mendorong lingkungan investasi dan perdagangan yang adil dan nondiskriminatif.

Sedangkan Menteri Pertahanan China Dong Jun mengungkapkan kerja sama pertahanan China-Indonesia telah memiliki dasar yang kuat dan perkembangan yang baik.

"Ke depan, kami akan memperluas kerja sama di berbagai bidang, termasuk komunikasi strategis, pertukaran militer, teknologi pertahanan, dan keamanan maritim," kata Dong Jun.

Berdasarkan rencana tahunan yang telah disepakati, tahun ini akan diadakan latihan gabungan pasukan lintas udara dan darat untuk meningkatkan kapasitas pasukan bersama dan kesiapan terhadap situasi tak terduga.

Sementara Menlu Sugiono mengatakan dalam pembicaraan itu, Indonesia menekankan tiga poin utama kebijakan luar negeri yaitu komitmen untuk saling menghormati urusan dalam negeri, menolak campur tangan asing, dan menjunjung prinsip non-intervensi.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Menteri Luar Negeri Sugiono menandatangani Nota Kesepahaman pembentukan Comprehensive Strategic Dialogue (CSD) di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing pada Senin (21/4). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

"Kami menegaskan kembali komitmen kami dalam kerja sama politik dan keamanan.
Kami akan bekerja sama secara erat dalam kerangka BRICS, G20 maupun PBB untuk mendorong kerja sama global multilateral," kata Sugiono.

Dalam pertemuan itu, Sugiono juga menyebut isu Palestina sebagai salah satu pembahasan.

"Terkait isu Palestina, kami sepakat bahwa perkembangan terakhir di kawasan ini sangat penting dan memerlukan perhatian serius. Saya mengucapkan terima kasih kepada Menlu Wang Yi dan Menhan Dong Jun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan pertemuan 2+2 ini," tambah Sugiono.

Dalam pertemuan tersebut, selain empat menteri, hadir juga Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Rolliansyah Soemirat, Direktur Asia Timur Kemlu Arifianto Sofiyanto.

Dari Kementerian Pertahanan, dihadiri Direktur Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan Airlangga, Kepala Badan Sarana Pertahanan Marsekal Madya (Marsdya) Yusuf Jauhari, Staf Khusus Menhan Bidang Diplomasi Pertahanan Sudrajat, Atase Pertahanan RI untuk Chjna Kolonel Laut (P) Sumartono.

Sedangkan dari pemerintah China, tampak Wakil Menteri Luar Negeri Sun Weidong, Deputi Direktur Jenderal Departemen Asia Afrika Liang Jianjun, Direktur Jenderal Departemen Asia Liu Jinsong, Kepala Kantor Kerja Sama Militer Internasional Li Bin, Direktur Jenderal Biro Kerja Sama Teknologi dan Peralatan Kementerian Pertahanan China Cao Xiaojian, Deputi Direktur Jenderal Departemen Pres, Komunikasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dan pejabat terkait lain.

Baca juga: Menlu dan Menhan Indonesia-China lakukan pertemuan 2+2 di Beijing

Baca juga: Menlu dan menhan Indonesia-China dijadwalkan bertemu di Beijing

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |