Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid alias HNW mengatakan bahwa Indonesia harus lebih aktif untuk menolak penjajahan atas Palestina usai menyatakan mendukung ditetapkannya Hari Internasional Menentang Kolonialisme dalam Segala Bentuk dan Manifestasinya oleh PBB tanggal 14 Desember.
Menurut dia, Indonesia perlu melakukan manuver dan lobi politik untuk menghapuskan penjajahan di dunia, sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945.
"Penting ditetapkannya peringatan hari internasional melawan kolonialisme ini, tapi lebih penting lagi ke depannya tidak hanya peringatan seremonial belaka," kata HNW di Jakarta, Rabu.
Dia menilai hari peringatan yang akan mulai diperingati pada tahun 2025 ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat dunia bersama-sama menolak segala bentuk penjajahan, dan terus berupaya memerdekakan kawasan/bangsa yang saat ini masih terjajah secara fisik dan nyata, yakni Palestina.
Dia menilai adanya 116 negara anggota PBB yang mendukung peringatan hari tersebut, merupakan modal besar untuk kerja sama lebih erat lagi dalam memperjuangkan penghapusan penjajahan dan kemerdekaan Palestina.
"116 negara itu adalah mayoritas mutlak dari anggota PBB, mereka penting konsisten hingga bisa bekerja sama lebih kuat untuk melakukan aksi nyata menolak segala bentuk penjajahan termasuk penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina, sehingga segera terwujud Palestina merdeka,” kata dia.
Di sisi lain, menurut dia, sikap AS yang berulang kali mem-back-up Israel dalam berbagai resolusi PBB, seperti resolusi bahwa makanan adalah hak asasi manusia dan resolusi menghentikan genosida, serta terakhir resolusi hari internasional menentang penjajahan ini dapat makin memperburuk citra AS di mata dunia internasional.
"Dan ini jelas akan makin merusak citra AS yang sedang berusaha dibangun oleh Presiden Donald Trump melalui segala slogan dan jargon inisiator perdamaian, apalagi untuk mendapatkan penghargaan prestisius; hadiah Nobel,” kata dia.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































