Jakarta (ANTARA) - Dosen Fakultas Psikologi dari Unika Atma Jaya, Dr. Weny Savitri S. Pandia, M.Si, Psikolog berharap para guru di sekolah bisa menerima dan mendukung peserta didik berkebutuhan khusus agar pelaksanaan pendidikan inklusif dapat berjalan.
“Anak-anak dengan kebutuhan khusus ini, mereka berhak atas pendidikan yang layak dan sesuai. Sekarang ada kebijakan dari pemerintah bahwa semua sekolah harus inklusif atau harus menerima siswa-siswa berkebutuhan khusus,” kata Weny di Jakarta, Kamis.
Mengutip dari laman Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa Pasal 3 ayat (2) menyatakan bahwa setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Baca juga: Guru perlu miliki kepekaan mendeteksi siswa berkebutuhan khusus
Baca juga: Satuan pendidikan perhatikan kebutuhan siswa dengan kondisi khusus
Dengan adanya peraturan tersebut, Weny mengatakan seharusnya seluruh pendidik memiliki keinginan untuk menerima para peserta didik berkebutuhan khusus, sehingga program pembelajaran khusus atau individual dapat tercipta.
“Jadi, program pembelajaran khusus atau individual, hanya bisa terjadi kalau guru-gurunya punya sikap positif. Saya suka ngobrol bersama guru-guru, ternyata belum semuanya bisa menerima keberadaan peserta didik berkebutuhan khusus di kelas-kelas mereka. Banyak yang masih menilai bahwa mereka seharusnya disekolahkan di sekolah khusus,” kata Weny.
Tak hanya untuk memberikan kesetaraan dalam mendapatkan pendidikan, kata dia, sekolah inklusif juga penting bagi siswa yang tidak berkebutuhan khusu karena dengan sekolah inklusif, anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus bisa memiliki empati yang lebih pada teman-temannya.
Baca juga: DPRD DKI dorong sekolah negeri akomodir anak berkebutuhan khusus
“Mereka lebih memahami bahwa dalam masyarakat ini ada keberagaman. Mereka bisa banyak belajar dari teman-teman mereka yang berkebutuhan khusus. Di sinilah kalau sekolah bisa membangun iklim sekolah yang positif, maka akan timbul keuntungan pada kedua pihak,” kata Weny.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025