Ternate (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, melaporkan Gunung Ibu kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik hingga 400 meter di atas puncak gunung.
"Erupsi sekitar pukul 17.40 WIT dengan tinggi kolom abu teramati hingga 400 meter," kata petugas PGA Ibu, Saum dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Ternate, Selasa petang.
Dia menjelaskan, erupsi Gunung Ibu terlihat menyemburkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah tenggara.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi ± 55 detik," ujarnya.
Saat ini, lanjut Saum, kondisi gunung api setinggi 1.325 meter dari permukaan laut itu berada pada status Level II atau Waspada.
Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan, agar tidak beraktivitas di dalam radius 2 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 3.5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian Utara dari kawah aktif gunung.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung masker dan kacamata, agar terhindar dari paparan abu Gunung Ibu," katanya mengingatkan.
Dia meminta kepada seluruh pihak, agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks) dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
"Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," katanya lagi.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Ibu.
Baca juga: Gunung Ibu erupsi lagi Sabtu pagi, lontarkan abu hingga 900 meter
Baca juga: Gunung Ibu meletus Jumat malam, semburkan abu hingga 600 meter
Baca juga: Gunung Ibu di Halmahera Barat semburkan abu hingga 1,2 kilometer
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































