Jakarta (ANTARA) - Badan strategi GREAT Institute menilai kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Mesir pada Senin merupakan bukti pengakuan dunia terhadap kredibilitas diplomasi Indonesia.
"Keterlibatan Prabowo di KTT Gaza menunjukkan bahwa kepemimpinan Indonesia tidak lagi bersifat simbolik. Dunia mulai melihat Indonesia sebagai mediator dengan kapasitas yang nyata," ujar Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan, melalui rilis pers badan tersebut, Jakarta, Rabu.
Dia menilai kehadiran Prabowo dalam forum itu sebagai bukti pengakuan dunia terhadap posisi Indonesia yang kian diakui sebagai bridge of peace atau perantara perdamaian di tengah konflik global.
Posisi Indonesia di hadapan para pemimpin dunia, menurut dia, mempertegas komitmen kemanusiaan dan diplomasi Jakarta dalam menangani krisis regional.
"Kami sangat mengapresiasi karena Presiden Prabowo serius mengupayakan pembebasan Palestina," ujar Syahganda.
Tidak hanya itu, perhatian global tersebut juga mengarah pada pujian terbuka dari Donald Trump terhadap Prabowo setelah pertemuan tersebut.
Menurut Syahganda, hal tersebut mencerminkan pengakuan terhadap peran Indonesia dalam arsitektur perdamaian dunia.
"Pernyataan Trump itu bukan hal kecil. Itu memperlihatkan bahwa komunikasi Prabowo melampaui batas protokol diplomatik formal," imbuhnya.
Interaksi langsung antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump usai konferensi pers menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia memiliki jalur komunikasi strategis yang tak banyak dimiliki negara berkembang lainnya.
"Buktinya dialog singkat Prabowo dan Trump, terkait permintaan Prabowo agar Eric Trump dapat ditemuinya secara langsung, tanpa perantara, yang sempat terekam dan menjadi bahan pemberitaan nasional dan internasional, membuktikan bahwa Presiden Prabowo memiliki akses atau jalur komunikasi langsung untuk berunding dengan Donald Trump," katanya.
Peneliti senior Desk Politik GREAT Institute Hanief Adrian menyatakan bahwa KTT Gaza di Mesir menjadi bahan refleksi bagi pengamat kebijakan luar negeri, terutama tentang cara Pemerintahan Prabowo melaksanakan amanat konstitusi, yaitu diplomasi untuk menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Kehadiran Prabowo di KTT Gaza adalah pelaksanaan amanat konstitusi, kita tidak hanya berkomitmen mendukung kemerdekaan Palestina, tetapi juga perdamaian dunia," imbuhnya.
Menurut Hanief, KTT Gaza tidak hanya akan menghadirkan perdamaian kawasan Timur Tengah yang hampir tak pernah stabil sejak keruntuhan Khilafah Usmaniyah, tetapi juga menunjukkan bahwa negara-negara berpenduduk Muslim, sebagai bagian dari masyarakat dunia, siap berkomitmen mewujudkan perdamaian.
"Dan sikap cenderung kepada perundingan untuk perdamaian, selain mencirikan sikap demokratis juga mencirikan sikap seorang Muslim, apalagi Islam artinya adalah perdamaian," katanya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi keinginan Pemerintah untuk mengirimkan pasukan perdamaian sebanyak 20 ribu prajurit TNI.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.