Jakarta (ANTARA) - Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting memetik pelajaran berharga meski harus tersingkir di babak pertama BWF World Tour Super 1000 China Open 2025 setelah kalah dari wakil Kanada Brian Yang 21-9, 16-21, 14-21 di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Rabu.
“Dari dua turnamen ini, hasil positif yang bisa saya ambil adalah bisa merasakan lagi atmosfer pertandingan, tekanannya, tegang di dalam lapangannya,” kata Ginting dalam keterangan resmi PP PBSI setelah pertandingan.
Ia mengaku belum bisa tampil maksimal, terutama dalam hal menerapkan strategi permainan. Selain itu, kondisi lapangan yang berangin membuatnya tidak leluasa mengontrol permainan dan cenderung banyak melakukan kesalahan sendiri.
“Memang kondisi di sini cukup terasa menang dan kalah anginnya. Itu membuat saya kurang bisa menerapkan strategi secara disiplin dan banyak mati sendiri. Hal itu yang membuat lawan jadi lebih percaya diri,” ujar Ginting.
Baca juga: Leo/Bagas akhiri hasil buruk dengan melaju ke babak kedua China Open
Meskipun belum mencapai performa terbaik, Ginting mengatakan partisipasinya dalam dua turnamen beruntun yaitu Super 750 Japan dan China Open, memberinya pengalaman penting yang tidak ia dapatkan saat latihan.
“Bukan hanya tentang diri sendiri, tapi juga bagaimana menjawab strategi lawan dengan cepat, adaptasi cepat, juga ada faktor lapangan, dan shuttlecock yang berbeda. Itu yang tidak saya dapatkan di latihan,” katanya.
Ginting menilai performanya saat ini berada di kisaran 60–70 persen dan berharap dapat terus memperbaiki kualitas permainan dengan mencari solusi dari berbagai kendala yang dihadapi di lapangan.
China Open 2025 merupakan turnamen keduanya setelah Japan Open pekan lalu. Ginting sempat absen selama enam bulan karena cedera.
Baca juga: Jafar/Felisha menang dramatis pada babak pertama China Open 2025
Baca juga: Jonatan Christie awali China Open 2025 dengan kemenangan meyakinkan
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.