- Minggu, 8 Desember 2024 16:53 WIB
![](https://cdn.antaranews.com/cache/360x240/2024/12/08/Pemakzulan-Presiden-Korsel-081224-REUTERS-1.jpg)
Sejumlah dokter magang membawa plakat sambil meneriakkan kecaman kepada Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat unjuk rasa di Seoul, Korea Selatan, Minggu (8/12/2024). Mereka menuntut pencopotan Yoon Suk Yeol dari jabatannya karena telang melakukan pelanggaran hukm dengan mengeluarkan dekrit darurat militer, walau dicabut beberapa jam kemudian. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Spt.
![](https://cdn.antaranews.com/cache/360x240/2024/12/08/Pemakzulan-Presiden-Korsel-081224-REUTERS-2.jpg)
Seorang pengunjuk rasa mengenakan potongan gambar Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat aksi di dekat Majelis Nasional, Seoul, Korea Selatan, Minggu (8/12/2024). Sejumlah dokter magang membawa plakat sambil meneriakkan kecaman kepada Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat unjuk rasa di Seoul, Korea Selatan, Minggu (8/12/2024). Mereka menuntut pencopotan Yoon Suk Yeol dari jabatannya karena telang melakukan pelanggaran hukm dengan mengeluarkan dekrit darurat militer, walau dicabut beberapa jam kemudian. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Soo-hyeon/Spt.