Fapet UGM bentuk Satgas Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku

3 months ago 30

Yogyakarta (ANTARA) - Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) seiring meningkatnya kasus penyakit hewan menular tersebut di provinsi ini.

"Peningkatan (PMK) yang signifikan ini mendorong Fapet UGM memutuskan untuk membentuk Satgas," kata Dekan Fapet UGM Prof Budi Guntoro di Yogyakarta, Senin.

Baca juga: Pemkab Gunungkidul intensifkan vaksinasi kendalikan PMK meluas

Budi mengatakan Satgas ini akan fokus pada berbagai upaya pencegahan dan penanganan PMK secara sistematis.

Menurut dia, salah satu langkah awal yang telah dilakukan adalah survei lokasi ternak yang terdampak PMK di wilayah Gunung Kidul.

"Kami sudah melakukan survei awal ke lokasi ternak yang terkena PMK," ujar Budi.

Selain itu, Satgas akan mengutamakan penerapan biosekuriti, yaitu tindakan pencegahan untuk menghindari penularan penyakit di lingkungan peternakan.

Menurut dia, Biosekuriti menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran virus sejak dini.

Langkah-langkah ini meliputi pengawasan lalu lintas keluar masuk kandang, isolasi ternak yang terinfeksi, serta perlindungan terhadap manusia dan lingkungan sekitar.

"Keamanan ternak, manusia, dan lingkungan harus menjadi prioritas utama," ujar dia.

Baca juga: Bantul catat 460 ternak suspek penyakit mulut dan kuku

Baca juga: Kasus PMK hewan ternak di Bantul menembus angka 2.500 ekor

Seperti diketahui, ratusan ternak, terutama sapi di wilayah DIY, telah terpapar PMK.

Kasus ini tersebar di beberapa kabupaten, seperti Gunung Kidul, Bantul, Sleman, dan Kulon Progo, bahkan mengakibatkan kematian pada sejumlah ternak.

Berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional, tercatat sebanyak 824 ekor sapi suspek PMK di DIY, per awal Januari 2025.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |