Fadli Zon siap dukung pelestarian warisan budaya di Siak, Riau

1 month ago 10

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan gagasannya dalam mendukung upaya pelestarian warisan budaya Melayu di Siak, Riau.

"Kebudayaan Melayu adalah bagian penting dari akar kebudayaan Indonesia. Siak memiliki warisan luar biasa, dari istana, manuskrip, hingga tradisi yang masih hidup. Pemerintah akan terus mendukung upaya pelestarian dan revitalisasi agar warisan ini tidak hilang dimakan waktu,” ujar Menbud saat dikonfirmasi dari Jakarta, Selasa.

Fadli saat melakukan pertemuan dengan Bupati Siak, Afni Zulkifli juga menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan dalam memperkuat upaya pelestarian warisan budaya daerah, terutama yang memiliki nilai sejarah penting bagi bangsa, termasuk revitalisasi fisik yang memang memerlukan keahlian khusus.

Menbud mengapresiasi semangat pemerintah Kabupaten Siak dalam menjaga peninggalan sejarah Kesultanan, serta mengajak masyarakat luas untuk lebih mengenal kekayaan budaya Melayu.

“Pelestarian warisan budaya seperti ini bukan hanya tugas pemerintah daerah, tapi juga tanggung jawab bersama untuk menjaga jati diri bangsa,” katanya.

Sementara itu, Afni menyampaikan mengenai potensi dan kekayaan sejarah yang dimiliki Kabupaten Siak, terutama peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura, yang menjadi pusat kebudayaan Melayu di Riau.

Baca juga: Menbud tegaskan pemajuan kebudayaan investasi masa depan dalam G20

Bupati Afni menjelaskan, Istana Siak Sri Indrapura yang dibangun pada abad ke-18 merupakan salah satu cagar budaya nasional yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Selain itu, terdapat juga Masjid Sultan Siak serta Balai Kerapatan Tinggi yang merupakan pusat kejayaan Melayu dan masih berdiri hingga kini.

“Istana Siak ini kondisinya masih megah dari luar, tapi di dalamnya sudah banyak bagian yang rapuh. Karena ini cagar budaya nasional, tentu kami tidak bisa sembarangan melakukan perbaikan. Kami berharap ada dukungan dari Kementerian untuk revitalisasi, karena menjaga istana ini sama artinya menjaga marwah kebudayaan Melayu,” kata Bupati Siak.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa selain istana, Siak memiliki berbagai kekayaan budaya, antara lain 114 cagar budaya Kabupaten, dengan 20 di antaranya berstatus cagar budaya nasional, dua museum, yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah kesultanan, 13 warisan budaya takbenda, termasuk seni, tradisi, dan manuskrip kuno, serta lebih dari 20.000 manuskrip yang telah direstorasi, dan naskah lainnya.

Kekayaan itu menurutnya menjadikan Siak sebagai “rumahnya kebudayaan Melayu”, tempat di mana jejak sejarah Kesultanan masih hidup hingga kini.

Bupati Afni mengungkapkan, pihaknya akan menghadirkan festival budaya atau Julang Budaya Siak yang akan digelar pada 14–16 November mendatang.

Melalui rangkaian kegiatan seperti pameran kerajinan dan kuliner tradisional, gelar budaya, hingga sarasehan budaya, acara yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Wilayah IV Kepulauan Riau ini merupakan ruang besar untuk menelusuri kembali budaya yang tumbuh di tepian Sungai Siak, sungai yang sejak dahulu menjadi saksi lahirnya peradaban dan pertemuan berbagai bangsa.

Baca juga: Kemenbud komitmen Panggung Maestro digelar secara berkelanjutan

Baca juga: Kemenbud dukung pelestarian budaya lewat Panggung Maestro

Baca juga: Menbud: Indonesia miliki keragaman peradaban yang jadi warisan dunia

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |