Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada FIFA Players’ Voice Panel (PVP) yang terus menunjukkan komitmen kuat dalam memerangi rasisme di dunia sepak bola.
Erick menilai kehadiran FIFA PVP menjadi tonggak penting dalam menguatkan kembali pesan moral bahwa sepak bola harus menjadi ruang inklusif, adil, dan bebas dari diskriminasi.
"Pertemuan FIFA PVP di Rabat diharapkan semakin menguatkan pesan anti-rasisme kepada masyarakat dunia. Sepak bola adalah olahraga global dengan jangkauan luas yang dapat menyatukan banyak bangsa, termasuk Indonesia,” ujar Erick di Jakarta, Rabu, dalam keterangan resminya.
Dukungan nyata Erick terhadap upaya FIFA juga terlihat ketika dirinya bertemu dan berdiskusi dengan salah satu anggota FIFA PVP asal Prancis, Mikael Silvestre, di sela-sela Piala Dunia U-17 di Doha, Qatar.
Dalam pertemuan tersebut, pria yang juga menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ini menyampaikan harapan agar para mantan pemain dunia yang tergabung di panel tersebut dapat memberikan masukan penting bagi FIFA dan seluruh komunitas sepak bola global dalam memerangi rasisme dan kekerasan verbal di olahraga.
Lebih jauh, Erick menekankan pentingnya refleksi terhadap situasi di dalam negeri. Ia menyoroti maraknya kasus perundungan dan ungkapan bernada rasis di dunia olahraga dan media sosial di Indonesia sebagai alarm agar semua pihak lebih waspada dan bertanggung jawab.
“Fenomena ini harus menjadi pelajaran bersama. Jangan sampai tindakan tidak etis di dunia maya maupun di lapangan justru mencoreng wajah sepak bola kita dan berujung pada sanksi atau denda dari FIFA,” jelas pria 55 tahun tersebut.
Baca juga: PSSI akan evaluasi tim Nova Arianto setelah Piala Dunia U-17
Isu rasisme hingga kini masih menjadi masalah serius yang terjadi di berbagai level, mulai dari stadion, dunia maya, hingga interaksi antarpemain, ofisial, dan suporter.
FIFA PVP yang beranggotakan 16 mantan pesepak bola dunia menggelar pertemuan perdana di Rabat, Maroko, Senin (10/11). Panel ini sebelumnya diluncurkan pada Kongres FIFA ke-74 di Bangkok, Thailand, Mei 2024, sebagai bagian dari program global bertajuk Global Stand Against Racism.
Program ini mewajibkan seluruh 211 asosiasi anggota FIFA, termasuk Indonesia, untuk melakukan langkah nyata dalam memberantas rasisme, baik di dalam lapangan, di media sosial, maupun di lingkungan sepak bola yang lebih luas.
Adapun PSSI berkomitmen untuk terus memperkuat edukasi dan kampanye anti-rasisme dan anti-perundungan melalui kompetisi, pembinaan usia muda, serta media sosial.
Bagi Erick, semangat keberagaman yang menjadi kekuatan Indonesia harus tercermin dalam perilaku seluruh elemen sepak bola nasional.
Baca juga: Erick Thohir ucapkan terima kasih atas perjuangan Indonesia U-17
Baca juga: PSSI federasi pertama yang gelar safety management course bersama FIFA
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































