Jakarta (ANTARA) - Dunia sedang berubah—bukan secara perlahan, melainkan dengan lompatan kuantum menuju masa depan.
Artificial Intelligence (AI), yang dulunya hanya kita bayangkan dalam bentuk robot di film fiksi ilmiah atau mobil tanpa sopir, kini telah merambah ke sektor yang sangat teknis dan kritikal: Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) dalam industri penerbangan.
Melalui MRO 2.0, 3.0, hingga 4.0, hari ini semua itu terasa seperti langkah-langkah kecil. Dunia telah masuk ke dalam zona eksponensial, dan AI adalah motor penggerak utamanya.
Tidak ada lagi ruang bagi transformasi setengah hati. Dunia MRO harus berubah—dan sudah mulai berubah karena adanya beberapa aplikasi AI dan pemanfaatannya dalam dunia MRO.
Salah satu terobosan paling revolusioner dalam MRO saat ini adalah Digital Twin. Teknologi ini memungkinkan setiap pesawat memiliki “kembaran” digital yang mencerminkan kondisi aktual secara real-time.
Semua data sensor mesin, riwayat penerbangan, hingga catatan perawatan dikumpulkan dan dianalisis secara langsung oleh sistem berbasis AI untuk menciptakan simulasi yang akurat.
Airbus dan Rolls-Royce telah menerapkan Digital Twin pada mesin Trent XWB. Dengan bantuan AI, mereka menganalisis data penerbangan untuk memprediksi potensi kerusakan sebelum benar-benar terjadi. Hal ini memungkinkan perawatan preventif yang lebih tepat waktu, sekaligus menghemat jutaan dolar per tahun.
Teknologi ini juga meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi waktu henti pesawat, dan memperkuat keandalan armada.
Bentuk lain penerapan Digital Twin dalam MRO dilakukan dengan mengcopy semua data ERP dari MRO untuk dianalisa dalam pengambilan otomatis secara cepat dan akurat sebagaimana fungsi AI di dunia internet. Aerogility, suatu perusahaan di Inggris Raya membuat terobosan dengam mengcopy semua data ERP suatu MRO untuk dibuat digital twin yang memudahkan MRO tersebut dalam: optimalisasi perawatan airframe, optimisasi pemilihan lokasi MRO, dan perencana interaktif
AI juga mengubah peran tim pengembangan bisnis dalam industri MRO.
Jika sebelumnya tim Business Development (BizDev) harus menghimpun data manual, menganalisis tren, dan menyusun proposal dengan proses panjang, kini AI dapat mengidentifikasi potensi pelanggan melalui data penerbangan global, memprediksi utilisasi hanggar dan kapasitas kerja, dan menyusun dan menyesuaikan penawaran secara otomatis
Contoh kasusnya adalah tentang Lufthansa Technik yang telah bekerja sama dengan Microsoft untuk mengintegrasikan AI dalam kegiatan operasional MRO mereka. Menggunakan lebih dari 50 use case berbasis Microsoft Azure.
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.