Ensign sebut adopsi teknologi AI tingkatkan risiko kebocoran data

1 month ago 17

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan keamanan siber Ensign InfoSecurity mengatakan meski kecerdasan buatan (AI) dapat membantu dalam pekerjaan, namun terdapat risiko kebocoran data akibat adopsi teknologi tersebut yang berkembang pesat.

"Jadi semuanya pakai AI, kita masukkan data di situ, dan itu memang ada gunanya karena banyak membantu untuk pekerjaan, tapi ada risiko untuk data bocor," kata Head of Consulting Ensign InfoSecurity Adithya Nugraputra saat penyampaian Laporan Lanskap Ancaman Siber 2025 dari Ensign InfoSecurity di Jakarta Selatan pada Rabu.

Untuk mencegah potensi kebocoran data, dia menekankan pentingnya menjaga keamanan data. Menurutnya, perusahaan yang memanfaatkan AI perlu menerapkan klasifikasi data yang jelas untuk menentukan mana yang hanya boleh digunakan dan mana yang tidak boleh disebarkan.

Baca juga: Riset ungkap paduan 5G dan AI mampu tingkatkan ekonomi ASEAN

Dia merekomendasikan perusahaan untuk menggunakan LLM (large language model) yang dipercaya dan telah melalui pemeriksaan keamanan.

"Karena yang mereka kan cuma mau analisa sebenarnya, dan sekarang LLM-nya bisa juga dipasang di local environment (lingkungan lokal) yang tidak terhubung internet," ucapnya.

Selain itu, perusahaan juga disarankan untuk mengadopsi sistem keamanan yang mampu menyaring konten sebelum diunggah ke layanan publik seperti ChatGPT guna memastikan tidak ada data sensitif yang bocor.

Baca juga: Indonesia siap pimpin dialog negara Selatan untuk kolaborasi bahas AI

Adithya menekankan pentingnya kebijakan dan panduan internal yang jelas terkait penggunaan AI di lingkungan kerja. Panduan tersebut harus mengatur alat apa yang boleh digunakan, bagaimana cara menggunakannya, dan data apa yang tidak boleh dibagikan.

Ia mengingatkan bahwa pelarangan penggunaan AI tanpa pendekatan yang tepat justru bisa menjadi tidak efektif. Meskipun sebuah perusahaan melarang akses teknologi AI, karyawan tetap bisa mengaksesnya lewat perangkat pribadi seperti ponsel.

"Karena mereka menggunakan itu agar pekerjaan mereka lebih lancar, dan itu juga membantu bisnisnya juga. Jadi harus respect, kita gak boleh larang-larang terus karena kalau dilarang justru jadi menghambat bisnis," ujarnya.

Baca juga: Kemkomdigi cetak talenta digital baru lewat AI Talent Factory

Baca juga: ChatGPT terima lebih dari 2,5 miliar prompt setiap hari

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |