Banda Aceh (ANTARA) - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh melaporkan masih terdapat enam ruas jalan nasional yang terputus akibat banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh.
"Meskipun enam ruas jalan nasional masih terputus, sejumlah akses darat lainnya telah kembali terbuka," kata Kepala BPJN Aceh, Heri Yugiantoro, di Banda Aceh, Rabu.
Dia menyebutkan, salah satu ruas jalan yang terdampak adalah di Meureudu batas Kabupaten Pidie Jaya-Bireuen, terputus akibat runtuhnya oprit jembatan Krueng Meureudu. Penanganan darurat telah berlangsung dengan target pemulihan akses pada 12 Desember 2025.
Ruas kedua di Kota Bireuen, batas Bireuen-Aceh Utara akibat runtuhnya satu bentang jembatan Krueng Tingkeum atau Kuta Blang. Akses dialihkan melalui jembatan bailey di Awe Geutah, saat ini sedang dilakukan pemasangan bailey dengan target penyelesaian 16 Desember 2025.
Lalu, ruas Kota Bireuen, batas Bireuen-Bener Meriah juga terputus setelah oprit jembatan Teupin Mane runtuh. Proses penimbunan oprit dan pemasangan bailey sedang dikebut dengan target selesai 10 Desember 2025.
Baca juga: Bantuan pokok dari Kemensos tiba di Aceh Tamiang
Selanjutnya, di ruas batas Bireuen-Bener Meriah batas Bener Meriah-Aceh Tengah yang mengalami putus total di lima jembatan serta longsor di badan jalan.
"Pemulihan baru dapat dilakukan setelah jembatan Teupin Mane selesai ditangani, diikuti mobilisasi bailey pada 11 Desember 2025," ujarnya.
Kemudian, lanjut Heri, di Aceh Tenggara, ruas batas Gayo Lues-Aceh Tenggara – Kota Kutacane terputus akibat dua jembatan rusak dan longsor. Penanganan berupa penimbunan oprit sudah dilakukan, sementara mobilisasi bailey dijadwalkan tiba dari Medan pada 8 Desember 2025.
Terakhir, ruas batas Aceh Tengah-Nagan Raya – Lhok Seumot – Jeuram, jembatan Krueng Beutong putus dan badan jalan longsor, sehingga akses masih terputus.
"Saat ini, penanganan yang dilakukan dengan membuka jalur alternatif melalui jalan kebun untuk jalan pendekat ke oprit jembatan Krueng Beutong, ditargetkan selesai pada 17 Desember 2025," ujarnya.
Di sisi lain, kata Heri, sudah ada akses yang dapat dilewati jalur darat, yaitu ruas Banda Aceh hingga Meureudu, Lhokseumawe hingga Kota Langsa, dan Langsa – Kuala Simpang yang telah melalui pembersihan sedimen, yang ditargetkan selesai pada 10 Desember 2025.
Baca juga: Kalteng gelontorkan Rp3 miliar bantu bencana tiga provinsi di Sumatera
Akses Kuala Simpang menuju perbatasan Sumatera Utara juga telah bisa dilewati. Kondisi saat ini, ketinggian air sudah menurun sehingga bisa dilewati oleh kendaraan besar/truk.
"Pembersihan tengah dilakukan dengan menggunakan tiga backhoe dan dua loader dengan target penyelesaian 10 Desember 2025," katanya.
Lalu, untuk jalur Simpang Uning (batas Takengon) – Uwaq (KM 379) – Batas Aceh Tengah-Gayo Lues - Blangkejeren, untuk kendaraan roda dua sudah dapat melintas. Pembukaan jalur roda empat ditargetkan selesai 15 Desember 2025.
"Kemudian, ruas jalan Kota Kutacane - batas Sumatera Utara juga sudah dapat dilalui," ujarnya.
Terakhir, ruas jalan Genting Gerbang–Celala–batas Aceh Tengah-Nagan Raya sudah kembali terhubung. Namun, jalur ini masih hanya dapat dilalui kendaraan roda dua.
"Akses dari arah Nagan Raya masih dalam proses perbaikan, khususnya pada penghubung menuju jembatan Krueng Beutong, target penyelesaian pada 17 Desember 2025," demikian Heri Yugiantoro.
Baca juga: PLN Babel kirim tim bantu pemulihan kelistrikan di Aceh
Baca juga: Kemensos kirim logistik dengan kapal dan helikopter ke Aceh Tamiang
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































