Empowering Indonesia Report soroti pilar utama kedaulatan AI nasional

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Indosat Ooredoo Hutchison bersama perusahaan riset Twimbit meluncurkan Empowering Indonesia Report 2025 yang menekankan pentingnya kedaulatan adopsi kecerdasan buatan (AI) sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Laporan ini menguraikan lima pilar utama menuju kedaulatan AI yakni infrastruktur digital andal, tenaga kerja AI berkelanjutan, industri AI yang tumbuh, riset dan pengembangan yang mumpuni, serta regulasi dan etika yang kokoh.

"Dengan berinvestasi pada lima pilar ini, kita bisa mencapai pertumbuhan PDB 6,5 persen hingga 7 persen dan mencapai status negara pendapatan tinggi di antara 2036 hingga 2041, bergantung pada bagaimana kita melakukannya," kata Founder and CEO Twimbit Manoj Menon di Jakarta Pusat, Senin.

Menurut laporan tersebut, penerapan AI berdaulat juga dapat mendorong peningkatan produktivitas hingga 18 persen di sektor jasa, 15–20 persen di manufaktur, dan 5–8 persen di pertanian untuk memperkuat daya saing dan efisiensi nasional.

Dari sisi kesiapan infrastruktur, Empowering Indonesia Report 2025 mencatat bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar 3,2 miliar dolar AS hingga 2030 untuk memenuhi kebutuhan komputasi nasional.

Baca juga: Wamenkomdigi: Indonesia butuh SDM cakap untuk hadapi bonus demografi

Saat ini, pusat data AI di Indonesia baru mencakup kurang dari 1 persen dari pasar global, menandakan perlunya percepatan pembangunan pusat data bertenaga energi terbarukan dan jaringan 5G yang lebih luas.

Selain itu, Empowering Indonesia Report 2025 menyoroti kebutuhan pengembangan 400 ribu talenta AI pada 2030, dengan investasi sebesar 968 juta dolar AS untuk pendidikan, pelatihan, dan reskilling tenaga kerja.

Indonesia saat ini memiliki 364 perusahaan rintisan (startup) AI dengan total pendanaan mencapai USD 1,08 miliar, serta inisiatif riset nasional seperti Sahabat-AI V2, Large Language Model (LLM) berparameter 70 miliar yang mendukung bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.

Inovasi lokal disebut menjadi bukti bahwa Indonesia mulai beralih dari pengguna menjadi pembentuk teknologi AI global.

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan, kedaulatan AI bukan hanya terbatas dalam hal teknologi semata, tapi juga menjamin masa depan di sektor digital yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri.

"Melalui kolaborasi strategis dan inovasi berkelanjutan, kami berkomitmen menghadirkan konektivitas yang inklusif dan solusi AI yang beretika untuk memberdayakan setiap lapisan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Vikram.

Baca juga: Menyongsong kewajiban adopsi teknologi manufaktur

Baca juga: Kemkomdigi ajak masyarakat berpikir kritis agar bijak memanfaatkan AI

Baca juga: Komdigi matangkan etika dan peta jalan AI

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |