Seoul (ANTARA) - Tim jaksa khusus menahan mantan Perdana Menteri Korea Selatan, Hwang Kyo-ahn, pada Rabu atas tuduhan menghasut pemberontakan menyusul pemberlakuan darurat militer oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol.
Hwang, yang pernah menjabat di bawah kepemimpinan Presiden Park Geun-hye, menulis beberapa unggahan di Facebook setelah penerapan darurat militer pada 3 Desember 2024 lalu, menyerukan pemberantasan kelompok pro-Korea Utara dan pihak-pihak terlibat dalam dugaan kecurangan pemilu.
Penyidik dari tim jaksa khusus yang dipimpin Cho Eun-suk melaksanakan surat perintah penahanan terhadap Hwang di rumahnya di Distrik Yongsan, Seoul, setelah ia mengabaikan tiga kali panggilan pemeriksaan.
Tim jaksa itu juga menyerukan penangkapan Ketua Majelis Nasional Woo Won-shik serta mantan pemimpin Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) Han Dong-hoon.
Tim Cho ditugaskan untuk menyelidiki berbagai dugaan terkait upaya Yoon memberlakukan darurat militer.
Ruang lingkup penyelidikan mencakup dugaan mengajukan deklarasi darurat militer, menyiapkan fasilitas penahanan, merencanakan atau melakukan pembunuhan dengan tujuan memicu pemberontakan, serta menghasut terjadinya pemberontakan.
Tim tersebut memulai penyelidikan terhadap Hwang setelah menerima laporan dari sebuah media daring, dan beberapa kali mencoba melaksanakan surat perintah penggeledahan di rumahnya.
Setiap upaya itu selalu gagal karena Hwang menolak membuka pintu rumahnya.
Dengan penahanan Hwang, tim tersebut akhirnya berhasil melakukan penggeledahan dan penyitaan.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Eks kepala intelijen Korsel ditangkap
Baca juga: ASEAN punya bangku khusus pada jalur trekking ASEAN-Korea Olle di Jeju
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































