Dubes Siti: Islam jadikan hubungan Indonesia-Uzbekistan semakin erat

2 days ago 7

Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan Siti Ruhaini Dzuhayatin menyatakan bahwa Islam merupakan perekat persahabatan antara Indonesia dan Uzbekistan di tengah usaha menguatkan kerja sama bilateral di berbagai sektor.

“Islam menjadi pondasi yang kuat untuk hubungan dan kerja sama kita pada aspek budaya serta dalam interaksi-interaksi yang jauh lebih berarti di masa depan,” kata Siti saat menyampaikan pernyataannya dalam pembukaan Forum Kemitraan Uzbekistan-Indonesia di Jakarta, Selasa.

Sebagai seorang profesor di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Siti menyatakan memiliki ketertarikan pribadi untuk mengenali lebih jauh soal sejarah dan kebudayaan Islam di Uzbekistan. Ia juga mengaku telah mempelajari Uzbekistan saat mempersiapkan tugas sebagai Duta Besar di sana.

Setelah menelaah Uzbekistan, Siti kini mengetahui bahwa Tarekat Naqsabandiyah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia berasal dari Samarkand di Uzbekistan, dan Islam moderat di Indonesia juga diwariskan dari para cendekiawan Islam yang berasal dari negeri itu di masa lalu.

Mengakui besarnya peran Islam sebagai perekat hubungan RI-Uzbekistan, duta besar yang baru dilantik Presiden Prabowo Subianto bulan lalu itu menyatakan komitmen untuk memperjuangkan penguatan hubungan bilateral.

“Kami akan mengusahakan semua inisiatif dan usaha untuk menjadikan hubungan Indonesia-Uzbekistan lebih dari sekadar mitra ekonomi dan perdagangan, namun juga sebagai saudara dalam jalinan budaya dan sejarah,” kata Siti.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Wilayah Samarkand di Uzbekistan Rustam Kobilov mengatakan, Islam merupakan jembatan yang membantu menghubungkan antara masyarakat Indonesia dan Uzbekistan yang sama-sama merupakan negara dengan populasi mayoritas Muslim.

Eratnya hubungan antara bangsa Indonesia dan Uzbekistan dapat dirunut sejak kedatangan Ibrahim Malik Al-Samarqandi, atau yang dikenal sebagai Sunan Gresik, yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Nusantara ratusan tahun lalu.

Kemudian, kedatangan Presiden Soekarno ke Uzbekistan dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet pada September 1956 yang meninggalkan kesan amat mendalam bagi negara itu, kata dia.

“Kunjungan Bung Karno itu menjadi sesuatu yang membuat hubungan antara Indonesia-Uzbekistan semakin baik, dan kunjungan kami ke sini adalah untuk melanjutkan perjuangan mereka dan mewujudkan cita-cita besar ini,” kata pejabat Samarkand tersebut.

Baca juga: Uzbekistan tawarkan insentif bagi wisatawan Indonesia ke Samarkand

Baca juga: RI dan Uzbekistan sepakat perkuat kerja sama saling menguntungkan

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |