Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menekankan pentingnya memperkuat pertukaran masyarakat kedua negara guna mempererat hubungan bilateral.
“Sekarang banyak orang Indonesia datang ke Jepang. Saya harap jumlahnya meningkat pesat. Orang Jepang juga harus datang agar saling memahami. Ini baik bagi kedua negara,” kata Dubes Masaki dalam acara perpisahan di Jakarta, Kamis malam.
Ia mengapresiasi kerja sama erat kedua negara di berbagai bidang, terutama ekonomi. “Karakteristik kerja sama Jepang adalah meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia. Mungkin bukan investasi besar secara langsung, tetapi selalu konsisten,” ujarnya.
Masaki mencontohkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang kini diperluas ke jalur utara, termasuk rencana pembangunan jalur timur-barat.
Selain infrastruktur, kerja sama juga dilakukan di bidang kesehatan, serta sektor pertanian dan perikanan yang menjadi prioritas kebijakan pemerintah Indonesia.
Baca juga: Dubes Masaki jelaskan sebab pekerja Indonesia diminati di Jepang
Ditanya mengenai pengalaman paling berkesan, Masaki menyebut kunjungannya ke Papua.
Ia menyinggung tugu peringatan di Biak yang dibangun atas kesepakatan Indonesia dan Jepang pada 1994. Menurutnya, penghormatan warga terhadap situs tersebut meninggalkan kesan mendalam.
Menjelang akhir masa penugasannya, ia menyampaikan pesan kepada penerusnya untuk melanjutkan program yang ada, termasuk memperkuat dialog antarpemimpin.
“Saya berharap penerus saya lebih giat mempromosikan pertukaran pelajar, terutama mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di Jepang, serta pekerja terampil,” katanya.
Kedutaan Besar Jepang di Jakarta menggelar acara perpisahan untuk Masaki, yang akan segera kembali ke Jepang setelah bertugas sejak 2023.
Usai purna tugas, Masaki berencana melanjutkan kiprahnya di luar pemerintahan dengan tetap menjaga hubungan baik dengan Indonesia dan kawasan Asia.
Baca juga: Jepang siap bantu Indonesia kurangi kesenjangan
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.