Samarinda (ANTARA) - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti memuji tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur ditambah IKN yang sudah mencapai 102 persen, menandakan layanan kesehatan semesta Universal Health Coverage (UHC) telah tercapai.
"Terlebih dengan adanya kenaikan anggaran lebih 100 persen untuk peserta BPJS Kesehatan, tentu ini luar biasa," ujar Ali Gufron saat membuka Gerakan Edukasi Bersama Komunitas Paham Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (Gema Kompas JKN) di Samarinda, Jumat.
Kepesertaan yang mencapai 102 persen plus penambahan anggaran lebih 100 persen, yakni dari sebelumnya Rp70 miliar dan tahun ini menjadi Rp159 miliar, menurut dia, menggambarkan bahwa gubernur memiliki perhatian besar terhadap kesehatan masyarakat.
Sedangkan secara keseluruhan Kaltim dengan UHC yang mencapai 102 persen pun menjadi gambaran bahwa semua kepala daerah, mulai dari bupati, wali kota, hingga gubernur di Kaltim sudah paham bahwa kesehatan masyarakat sangat penting, karena masyarakat yang sehat bisa melakukan apapun yang diinginkan.
Baca juga: Kepala Desa Lerep kisahkan pasang ring jantung dijamin BPJS Kesehatan
Baca juga: Dewas BPJS Kesehatan: 279 juta jiwa ikut program JKN
"BPJS Kesehatan ini luar biasa, Amerika pun mengakui kehebatan sistem jaminan kesehatan yang diterapkan di Indonesia. Kehebatan ini karena mengedepankan gotong royong melalui iuran. Dulu ada istilah, orang miskin dilarang sakit. Tapi istilah itu kini kita balik, orang sakit dilarang bayar, karena ada BPJS Kesehatan," katanya.
Terkait Gema Kompas JKN yang ia buka hari ini, ia menyatakan giat ini sebagai media edukasi langsung yang melibatkan sejumlah Kompas JKN dan Garda JKN dalam rangka meningkatkan kesadaran peserta, mendorong pemanfaatan layanan digital seperti Mobile JKN, serta memperkuat kolaborasi untuk keberlangsungan Program JKN.
Ia mengaku bahwa jumlah komunitas maupun garda dalam Gema Kompas JKN di Kaltim masih minim, karena baru melibatkan empat komunitas, sehingga melalui kantor cabang masing-masing yang tersebar di Kaltim, akan terus datang ke berbagai komunitas maupun lembaga agar semakin banyak yang paham tentang sistem JKN.
Kompas JKN merupakan wadah untuk meningkatkan pemahaman dan memudahkan peserta dalam mendapatkan informasi terkait program JKN, bahkan rutin mendorong anggotanya agar terus memperdalam pemahaman secara berkelanjutan.
"Sedangkan Garda JKN untuk meningkatkan mutu layanan program JKN melalui keterlibatan relawan yang sebelumnya sudah diberikan pelatihan atau training of trainers (ToT), sehingga mampu menjadi agen perubahan dan corong informasi terkait program JKN di masyarakat," katanya.
Baca juga: BPJS: Kontrol kesehatan lebih ringkas dengan Aplikasi Mobile JKN
Baca juga: Berkat JKN, istri Bayu sembuh dari pembekuan ASI
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.