Dinkes Ngawi : Ayam lada hitam dan brokoli diduga penyebab keracunan

20 hours ago 5

Ngawi (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi menyebut bahwa menu ayam lada hitam dan sayur brokoli yang terpapar bakteri berbahaya diduga menjadi penyebab keracunan siswa dalam paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMKN 1 Sine, Kabupaten Ngawi, Jatim.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan, dan Farmasi (SDMKF) Dinkes Ngawi Dhina Handayani di Ngawi, Jumat mengatakan dari sejumlah sampel makanan, air, dan muntahan yang dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya, menunjukkan adanya dua jenis bakteri berbahaya pada makanan yang dikonsumsi siswa. Sejumlah sampel yang dikirim meliputi, 15 sampel makanan, dua sampel air, dan satu sampel muntahan.

"Dari hasil pemeriksaan, diketahui dua sampel makanan, yakni menu ayam lada hitam positif mengandung bakteri Bacillus cereus, serta sayur brokoli mengandung Staphylococcus aureus," ujar Dhina Handayani.

Menurut dia, dua menu tersebut merupakan bagian dari sajian MBG pada Selasa (30/09/2025), sehari sebelum 54 siswa SMKN 1 Sine dan SMP Muhammadiyah Ngawi 4 mengalami gejala keracunan seperti pusing, muntah, diare, dan sesak.

Selain makanan, Dinkes juga meneliti sampel air dari depo pengolahan makanan SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan yang menjadi penyedia pengelola MBG. Hasilnya, meski tidak ditemukan bakteri, kualitas air dinyatakan belum memenuhi standar kesehatan.

Baca juga: Pengelola SPPG sampaikan permintaan maaf atas insiden keracunan masal

"Bakteri yang ditemukan di makanan ternyata juga terdeteksi pada sampel muntahan siswa, sehingga memperkuat dugaan bahwa sumber keracunan berasal dari menu MBG tersebut," katanya.

Ia menjelaskan faktor utama penyebab munculnya bakteri diduga berasal dari proses pengolahan makanan yang kurang higienis dan kualitas air yang tidak memenuhi standar. Ia menegaskan perlunya pembenahan serius agar kejadian serupa tidak terulang.

Menindaklanjuti hasil tersebut, Dinkes Ngawi telah mengirimkan surat resmi kepada pihak pengelola SPPG untuk segera melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dan evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi makanan.

"Kami masih menunggu hasil lanjutan terkait keberlangsungan SPPG. Yang jelas, aspek kebersihan dan keamanan pangan harus menjadi perhatian utama ke depan," kata dia.

Sementara, setelah kejadian keracunan siswa dari menu MBG tersebut, SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan di Jagir Sine Ngawi ditutup hingga pembenahan standar lebih lanjut.

Baca juga: SPPG Tulungagung dihentikan sementara usai insiden keracunan massal

Baca juga: Pemprov Lampung efektifkan program nasional sejahterakan masyarakat

Baca juga: Pemkot Bandarlampung sebut belum ada rekomendasi SLHS ke dapur MBG

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |