Denpasar (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bali memastikan pelampung pembatas laut di Pulau Serangan sepenuhnya dicabut demi akses nelayan.
“Iya saya pastikan, tadi sudah saya cek mengukur sepanjang 20 meter,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bali Putu Sumardiana di Denpasar, Kamis.
Diketahui sejak 2018 lalu PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali di Pulau Serangan memasang pelampung yang membuat kapal kecil nelayan tidak dapat masuk, gantinya nelayan lokal bisa memancing dari pinggir dan menggunakan identitas yang diatur pengelola.
Kondisi ini baru mencuat setelah warga mengadu kesulitan akses, sehingga pemerintah daerah mulai melakukan komunikasi dengan investor mengingat yang dimiliki investor adalah daratan bukan laut.
“Pada hari ini disepakati untuk tuntas bersih semua, Senin kemarin baru melepas sebagian, hari ini lah sudah semua dicabut pelampungnya, tadi jam 2 siang sudah dicabut,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bali.
Gantinya, Sumardiana meminta nelayan memahami risiko bahaya disana, dimana terdapat palung dengan kedalaman air 8 meter yang umumnya tidak dipahami masyarakat luar Desa Serangan.
Selain itu, KEK Kura-kura Bali segera memproses marina internasional, sehingga berbahaya jika banyak masyarakat masuk ke area konstruksi.
Pemprov Bali dan PT BTID kemudian memasang pelampung penanda dan papan informasi di akses masuk selebar 100 meter itu, sebab tidak memungkinkan dilakukan penjagaan 24 jam penuh.
“Nanti ada edukasi kepada masyarakat bahwa lokasi ini cukup dalam karena ada palungnya, jni demi keselamatan nelayan,” kata Sumardiana.
Head of Communication PT BTID Zakki Hakim menambahkan mereka sejatinya masih bingung karena selama ini komunikasi dengan kelompok masyarakat yang merupakan bagian dari 13 kelompok nelayan dan mewakili sekitar 400 nelayan pesisir, laut lepas, terumbu karang, dan rumput laut baik-baik saja.
Mereka mendata sejak pembatas laut tersebut dipasang kurang dari 10 nelayan tetap mencari ikan namun atas seizin mereka.
Akhirnya setelah sepekan mulai dilepas, pemancing dari luar Desa Serangan mulai datang sehingga edukasi dan rambu-rambu peringatan penting dipasang.
“Kemarin kami lihat waktu pemberitaan pelampung akan dilepas langsung ada pemancing dari Gianyar dan Denpasar mereka sewa perahu mau mancing, mancingnya turun ke air segala, harus dikasih tahu harus diedukasi dan pentingnya ada tanda-tanda dipasang peringatan ini area berbahaya,” ujar Zakki.
Pengelola KEK Kura-kura Bali juga meminta pemerintah daerah memberi edukasi ke unsur pariwisata, sebab pengelola melihat sejumlah jetski mulai berlalu lalang di area yang peruntukannya hanya untuk nelayan kecil.
Baca juga: DPR minta masalah pembatas laut KEK Kura-kura Bali tak naik nasional
Baca juga: KEK Kura-kura Bali pastikan tiap pembangunan tak ganggu penerbangan
Baca juga: Menikmati wisata kuliner dari atas kapal di Pulau Serangan
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025